Bukankah
Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945, mengapa masih ada pertempuran 10
November di Surabaya? Pasti dalam benak kita masih bertanya-tanya tentang hal
itu.
Dengan kekalahan
Jepang menghadapi Sekutu, maka kemerdekaan bangsa Indonesia telah
diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno, yaitu ketika pasukan
pendudukan Jepang masih belum dilucuti oleh Sekutu. Pasca proklamasi
kemerdekaan, para pemuda Surabaya berhasil memperoleh senjata dari tentara
Jepang. Tanggal 26 Oktober 1945, dicapai kesepakatan antara pimpinan Indonesia
dengan Brigadir Mallaby, yang isinya antara lain “yang dilucuti
senjata-senjatanya hanya Tentara Jepang. Tentara Inggris selaku wakil sekutu
akan membantu Indonesia dalam pemeliharaan keamanan dan perdamaian, setelah
semua senjata Tentara Jepang dilucuti, mereka akan diangkut melalui laut”.
Meskipun kesepakatan baru saja tercapai, Sekutu justru mengingkarinya.
Akhirnya, pimpinan militer di Surabaya memberikan perintah untuk menyerbu
seluruh pos pertahanan Inggris (sebagai perwakilan sekutu). Hal itu
mengakibatkan tewasnya Brigadir Mallaby. Penyebab tewasnya Mallaby sendiri
masih menjadi misteri. Ada yang mengatakan tertusuk bayonet dan bambu runcing
pemuda, namun berdasarkan surat dari Kapten Smith kepada Parrot, kemungkinan
besar Mallaby terbunuh karena ledakan granat yang dilempar pengawalnya sendiri.
Pihak Inggris
menuntut pertanggung jawaban pihak Indonesia. Pada tanggal 31 Oktober 1945,
Letnan Jenderal Christison, memperingatkan kepada rakyat Surabaya untuk
menyerah, apabila tidak mereka akan dihancurkan. Rakyat Surabaya tidak mau
memenuhi tuntutan tersebut, Kontak Biro Indonesia mengumumkan bahwa kematian
Mallaby merupakan suatu kecelakaan. Dan pada tanggal 9 November 1945 pukul
14.00, Mansergh (pihak Inggris) menyampaikan ultimatum di Surabaya yang isinya
“Seluruh pimpinan Indonesia harus berbaris satu persatu membawa segala jenis
senjata yang mereka miliki. Senjata tersebut harus diletakkan di tempat yang
berjarak 100 yard dari tempat pertemuan, setelah itu orang-orang Indonesia
harus datang dengan tangan di atas kepala mereka, dan akan ditahan, dan harus
siap untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.”
Dengan
adanya ultimatum ini, pemimpin Surabaya mengadakan pertemuan. Sebelum waktu
ultimatum habis, kota surabaya telah dibagi menjadi 3 sektor pertahanan.
Soengkono mempersilahkan siapa pun yang ingin meninggalkan kota. Namun, mereka
bertekad untuk mempertahankan kota Surabaya. Mereka membubuhkan tanda tangan
pada secarik kertas sebagai tanda setuju dan diteruskan dengan ikrar bersama
untuk menolak ultimatum tersebut. Tanggal 10 November 1945 pukul 06.00, setelah
habisnya ultimatum, Inggris mulai
menggempur Surabaya. Inggris juga berhasil menguasai garis pertama pertahanan
rakyat Surabaya. Rakyat Surabaya tidak tinggal diam, mereka melakukan
perlawanan atas serangan tersebut. Pertempuran yang tidak seimbang selama tiga
minggu telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban,
sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu, diperkirakan 150.000 orang
terpaksa meninggalkan kota Surabaya, yang hampir hancur total terkena serangan
Sekutu. Sementara di pihak Inggris tercatat 1.500 tentara Inggris tewas,
hilang, dan luka-luka. Pertempuran Surabaya berakhir dengan kekalahan pihak
Indonesia. Akan tetapi, perang tersebut membuktikan bahwa rakyat Indonesia rela
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan mereka, meskipun harus dibayar dengan
nyawa. Sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan yang dengan berperang
dengan gigih melawan Sekutu di Surabaya, tanggal 10 November 1946 Soekarno
menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Dari
sejarah perjuangan pertempuran Surabaya, sudah selayaknya untuk kita mengenang
jasa para pahlawan dengan cara mengadakan upacara bendera untuk memperingati
hari pahlawan setiap tanggal 10 November. Tidak hanya itu, kita harus belajar
dengan rajin, mencintai produk dalam negeri serta bisa memfilter budaya-budaya
barat yang masuk ke dalam negeri. Selama
benteng-benteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain merah dan putih
maka selama itu kita tidak akan mau menyerah
kepada siapapun. Untuk itulah mengapa kau harus ku kenang karena kau sangat
berarti bagi kehidupan. (evd)
0 komentar:
Posting Komentar