UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Senin, 31 Mei 2021

KBMB menyambut UAS dengan Khataman dan Doa bersama

Sumber : dokumentasi pribadi

Oleh : Achmada

    Kegiatan DOBER KBMB (Khataman dan Do'a bersama KBMB) telah dilaksanakan oleh segenap keluarga besar Bidikmisi & KIP-K UIN Malang dalam rangka menyambut Ujian Akhir Semester (UAS) Genap. Acara ini berlangsung dengan lancar dan mengesankan. Meskipun harus dilaksanakan secara virtual namun kegiatan dapat berjalan penuh khidmat.

                Dimulai dari pembukaan kemudian dilanjutkan dengan khataman Al- Qur'an bersama setelah itu sambutan yang disampaikan oleh Ketua Umum KBMB dan Ketua Pelaksana lalu diakhiri dengan penutup. Tujuan kegiatan ini tidak lain adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah agar dimudahkan dan dilancarkan dalam menyambut Ujian Akhir Semester (UAS) Genap juga sebagai sarana dalam mempererat tali silaturrahmi antar angkatan keluarga besar Bidikmisi & KIP-K UIN Malang.

                Semoga dengan ridho Allah S.W.T melalui kegiatan ini kita senantiasa dimudahkan dalam melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap dan semakin terjalin silaturrahmi yang baik antar angkatan KBMB.Aamiin..


Share:

Anak Bidikmisi, Bisa Apa?

 

sumber : anchor.fm

Oleh : Muhammad Sabit Munawwar

        Aku tidak tahu standar seperti apa sehingga seseorang dikatakan menderita. Begitupun sebaliknya, standar seperti apa sehingga seseorang dikatakan Bahagia. Ya, semua itu tergantung presepsi seperti apa orang memandang penderitaan dan kebahagiaan. Namun, aku masih kagum dengan orang yang serba kekurangan dalam hidupnya, tetapi ia begitu merasa bahagia dalam menjalani hidup. Dan aku masih heran dengan orang yang serba terpenuhi hidupnya, tetapi ia begitu merasa menderita dalam menjalani hidup. Jadi Kembali lagi, itu soal presepsi. Aku adalah salah satu penerima beasiswa bidikmisi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2019. Aku berasal dari keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu di sebuah desa di Cilacap. Aku putra ke4 dari seorang ayah yang sehari-hari kerjanya harus ke ladang untuk bertani, dan ke pasar untuk menjual hasil ladangnya, dengan hasil yang bisa dikatakan tidak menentu. Dan aku adalah putra ke 4 dari seorang ibu, yang sehari-harinya mengurus keluarganya, tidak jarang pula ia turut membantu ayah di ladang. Ntah kadang aku berpikir betapa lelahnya mereka dengan kesehariannya itu.

        Aku anak bidikmisi, tapi apa aku berbeda dengan orang lain. Ya tentu tidak, dalam hal perkulihan dan setiap kesempatan sudah pasti semua mahasiswa memiliki kesempatan yang sama, namun ada beberapa kemungkinan pada kesempatan itu. Kita ambil kesempatan itu dan kita mendapatkannya, atau kita ambil kesempatan itu tapi itu bukan kesempatan untuk kita. Atau yang paling parah kita tidak mengambil kesempatan apa apa selama menyandang nama mahasiswa. Memang anak bidikmisi diharuskan untuk membalas budi kepada rakyat, karena kami, mahasiswa bidikmisi bisa sampai ke titik ini, sampai menyandang nama mahasiswa karena uang rakyat Indonesia. Jadi sudah sepantasnya anak bidikmisi harus menjadi bibit-bibit unggulan yang kelak akan menanggung beban bangsa dan negara yang pundaknya. Untuk yang saat ini kami perjuangkan adalah ip setiap semesternya yang tidak boleh dibawah 3.00. ya memang seperti itu, anak bidikmisi harus memiliki intelektual yang tinggi. Namun, bagi mahasiswa, bukan hanya intelektual yang perlu diperjuangkan. Banyak kesempatan yang sangat bermanfaat jikalau kita benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Menjadi mahasiswa organisatoris, menjadi mahasiswa berprestasi.


        Tahun ini adalah tahun keduaku menjalani perkuliahanku di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Memang aku harus mengakui selama dua tahun ini aku masih merasa menjadi mahasiswa yang biasa biasa saja. Masih belum bisa membanggakan diri pada orang lain. Walau begitu bukan berarti aku sudah berhenti berjalan, bukan berarti aku sudah berhenti untuk berusaha untuk melankah maju, walau setiap Langkah yang dilalui itu penuh perjuangan. Kita sebagai anak bidikmisi harus bisa membuktikan bahwa kita juga bisa berkompetisi dan memiliki peluang yang sama besarnya dengan seluruh mahasiswa.

        Begitu banyak anak bidikmisi yang mencetak prestasi baik dalam akademik maupun non akademik, sampai ke perlombaan nasional bahkan internasional. Hal itu seharusnya menjadi sumber kekuatan dan sumber semangat. Dimana kita bisa menjadikan beliau-beliau yang berprestasi sebagai role model hidup kita, menjadi inspirasi dalam hidup kita, sehingga kedepannnya kita akan berusaha untuk mengikuti jejak mereka yang berprestasi, atau bahkan kita akan memiliki lebih banyak prestasi dari pada beliau-beliau. Ya semua itu Kembali ke dirikita masing-masing, selama kita berusaha dan mendalami hal yang kita kuasai, pasti kita akan mendapat manfaat yang begitu banyaknya. Tidak lupa pula, untuk kita selalu berdoa, karena pada hakikatnya kesuksesan, kebahagiaan itu adalah nikmat pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa.

        Untukmu para penerima bidikmisi, terus berjuang, Jangan jadi mahasiswa yang kuliah pulang kuliah pulang. Ayo kita cari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Jangan biarkan uang kuliah dan uang saku yang rakyat berikan kepadamu itu sia-sia, mari kita buktikan bahwa negara tidak salah dalam memilih kita untuk menjadi penerima bidikmisi. Mari kita buktikan dengan nilai ip kita setiap semesternya, mari kita buktikan dengan prestasi akademik maupun non akademik, mari kita buktikan dengan perjuangan kita mencari pengalaman selagi masih di bangku perkuliahan, mari kita buktikan pada beberapa tahun kedepan kita pantas untuk diberi amanah negara pada Pundak kita.

Share:

“Lihat Diri di Hari Ini”

pikiran-rakyat.com

Oleh : Rizqi Syayidatul S.


              Hai, kamu apa kabar? Semoga hari ini kamu baik-baik saja ya. Entah esok lusa atau kapanpun itu kita tak tau apa yang akan terjadi. Kamu pasti tau, akan ada hari dimana kita merasa terpuruk. Hari ini, aku hanya ingin ucapkan kata “terima kasih”, terima kasih telah bertahan hingga saat ini, dan terima kasih telah menjadi manusia yang tangguh menghadapi semua keadaan. Betapa bangganya diriku padamu, ingin selalu bersamamu dan memelukmu dengan erat. Iya.. kamu, diriku sendiri

              Kamu pasti tahu, suatu hari nanti akan ada saat dimana kamu akan merasa benar-benar terpuruk, benar-benar jatuh di keadaan yang di rasa itu adalah keadaan yang paling sulit, keadaan yang menjadikan kamu “ah sudahlah”. Tapi kamu yang aku fikir lemah, hilang semangat, dan akan menyerah begitu saja, ternyata masih bisa bangkit dan berjuang sampai sejauh ini, hebat yaa kamu!

 

              Seburuk apapun cerita kemarin dan semua hal yang telah kamu lalui, tak perlu terlalu dirasa tapi ubah hal itu sebagai motivasi dalam hidup. Aku mohon, jangan pernah hilangkan semangat hidupmu. Kamu istimewa. Kamu sangat berharga.Kamu layak bahagia, layak akan semuanya, dan kamu pasti akan bahagia.

               Oh ya, kalau selama ini kamu merasa gagal merasa, tidak ada progres, mungkin malah merasa stuck di situ-situ aja, atau bisa jadi merasa mundur dan akan tertinggal jauh. Tidak apa-apa kok karena itu hal yang wajar. Bisa jadi itu adalah cara Tuhan untuk menjadikan kamu sebagai manusia yang luar biasa, tegar dalam menghadapi segala keadaan.

                           Pelan-pelan saja ya, tidak semua yang kamu inginkan harus kamu capai hari ini, kamu itu capek. Tuhan tau kapan keinginanmu akan diberikan, tapi tidak hari ini. Istirahatlah sejenak dan yang terpenting kamu tidak boleh berputus asa atas segalanya karena Tuhan selalu membersamaimu kemanapun dan kapanpun itu, udah itu aja.


               Jika ingin menyerah dengan keadaan, kamu harus ingat kata-kata ini "Sebuah permata tidak akan dapat dipoles tanpa gesekan, demikian pula seseorang tidak akan menjadi sukses tanpa tantangan." Jadi kalau hari ini terasa sulit, terasa tidak ada keinginan untuk melakukan segala hal, lelah dan letih dengan semua keadaan dalam hidup. Kamu harus kuat. Sabar sebentar ya dan lihat didepan sana sudah ada kebahagiaan yang sedang menantimu

Share:

PATAH HATI NASIONAL

 
sumber : merdeka.com
Oleh : Feni Putri Amartha

Patah hati nasional? Kata yang tidak asing bagi kita para pejuang pendidikan, para pejuang ilmu. Bisa dikata karna Kata Patah Hati Nasioanal sering atau bahkan digunakan ketika para pejuang ilmu tidak bisa masuk diperguruan tinggi atau sekolah yang diharapkan. Ini mengenai patah hati pertama saya untuk saya bagikan sebagai motivasi para pejuang sarjana.

Dimulai ketika duduk dibangku SMA saya bermimpi sesudah lulus nanti untuk masuk perguruan tinggi yang saya harapkan sejak masih dibangku Sekolah Dasar. Kala itu saya ingin bisa kuliah dikampus Top Malang yaitu Universitas Brawijaya. Hanya itu dibenak kepala yang terbesit. Hanya satu kampus itu harapan dan impian yang ingin dicapai.

Sekolah saya adalah Lembaga Yayasan Nuruddiniyah, sudah pasti lembaga swasta. Banyak yang berpikir jika lembaga swasta sulit sekali untuk masuk perguruan tinggi yang bagus. Dan itu saya rasa cukup realistis, apalagi sekolah yang tidak terlalu terkenal. Namun, itu alasan saya agar bisa membawa nama lembaga saya untuk bangkit, dan menghilangkan persepsi yang demikian.

Semester Genap kelas XII di bangku SMA sudah mulai berjalan, para guru sudah banyak yang bertanya setelah lulus akan melanjutkan kemana. Beliau para guru hanya bisa memberikan keridho’an untuk anak didiknya agar sukses dunia dan akhirat. Mereka akan bangga dengan kesuksesan apapun dari murid-muridnya. Sayapun teringat kembali akan impian saya untuk masuk di UB. Agar dapat mewujudkan semua itu saya berusaha menggali informasi secara mandiri dan mencari dukungan motivasi.

Patah Hati pertama dan mungkin itu adalah rejeki saya, ketika pendaftaran perguruan tinggi pihak dari sekolah tidak melakukan validasi untuk kami yang ingin melanjutkan kuliah. Sehingga saya dan teman-teman tidak dapat mendaftar karna nama kami tidak bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Impian UB pun sudah menyusut, harapan sudah terasa pupus.

Walau hal itu terjadi, dan impian sejak dini saya ikhlaskan pergi. Saya kembali mencari informasi mengenai perguruan tinggi di malang. Dan selain UB, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang muncul dan merayu saya untuk bisa masuk dan bergabung sebagai Mahasiswa dilingkup keagamaan. Guru Bimbingan Konseling (BK) saya membantu saya dan teman-teman untuk bisa masuk diperguruan tinggi Islam. Karena


perguruan tinggi Kemendikbud nama-nama kami akan tertolak di awal pemberkasan.

Hal kecil yang berdampak besar sekali bagi kami. Karena pihak sekolah yang lupa input nama-nama kami, kamipun harus berserah diri dan memendam impian di kampus harapan.

Karena semangat dan tekad untuk tetap melanjutkan pendidikan. Saya dan teman-teman mencoba tahap pertama jalur pendaftaran perguruan tinggi Islam yang bermodalkan nilai raport. Ketika hasil dari pendaftaran jalur pertama sudah muncul, patah hati keduapun kembali terasa. Saya dan teman-teman tidak ada satupun yang lulus. Sayapun selalu berprasangka baik, bahwa semua itu untuk menunjukkan bahwa perjalanan yang harus dijalani tidak mudah. Apalagi beribu-ribu calon mahasiswa yang ingin sama-sama melanjutkan pendidikan. Sayapun sudah bangga walau hasil belum saya rasakan namun, menjadi bagian dari puluhan ribu calon mahasiswa adalah hal yang luar biasa yang dapat saya banggakan.

Tidak puas jika berhenti ditengah jalan, sayapun mencoba untuk melanjutkan perjalanan di tahap kedua, saya mendaftarkan diri di tahap kedua melalui Test. Dengan harapan tidak ingin merasakan patah hati yang ketiga kalinya. Saya sangat

bersungguh-sungguh agar bisa diterima di UIN Malang. Memang betul sekali, bahwa tidak ada kesuksesan yang mudah. Semua kesuksesan pasti melalui sebuah proses yang menyakitkan.

Jadwal test sudah mulai semakin didepan mata, tetapi khawatir akan patah hati mulai menghantui setiap waktunya. Entah keajaiban dan baiknya Allah kepada saya, sebelum penutupan pendaftaran tahap kedua ditutup, saya melihat di internet bahwa pendaftaran bidikmisi atau KIP K ternyata sudah bisa diakses. Hanya modal niat saja, saya memberanikan diri izin kepada orang tua dan mencoba menyelesaikan data-data

formulir dalam waktu tiga hari. Padahal semua berkas yang dibutuhkan sangat banyak, namun rejeki yang Allah berikan tidak pernah tertukar. Saya bisa menyelesaikan waktu tiga hari yang saya punya untuk menyempurnakan data-data pengajuan bidikmisi tersebut.

Setelah Ujian test perguruan selesai, tinggallah menunggu hasil apa yang akan saya dapatkan. Dan waktu telah sampai dimana pengumuman diterimanya menjadi Mahasiswa sudah keluar. Seperti orang yang takut sekali kecewa, ketika sudah mengakses hasil pengumuman dan sebenarnya bisa saja langsung tau hasilnya. Saya mencoba menutupi layar handphone untuk mengintip saja dari pada melihat langsung hasil yang sudah keluar. Namun, memang semua itu sudah rencana dari Allah.         Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan masuk dalam Program studi Hukum Tata Negara. Patah hati saya sudah terbalaskan. Saya sangat-sangat bersyukur dan bahagia mendapatkan kepercayaan itu. Tidak berhenti disitu, Allah Maha baik. Saya mendapatkan kesempatan untuk menerima KIP K, padahal saya sudah sangat bersyukur bisa diterima di tahap kedua, namun Allah tambahkan rejeki untuk saya berlipat ganda.

Itulah, kisah perjuangan patah hati nasional saya. Selagi kita bersungguh-sungguh Allah tidak

akan tidur melihat kerja keras kita. Semoga kisah ini menjadi inspirasi kita semua, tetap semangat dan terus berdoa.

Share:

BERSAMA UIN MALANG DAN BIDIKMISI, WUJUDKAN MIMPI RAIH PRESTASI.

 

Sumber : news.okezone.com

Oleh : Amarizka Diva U (Psikologi 2019)

            “SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN 2019”, atas nama Amarizka Diva Udyaningtyas jurusan Psikologi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Itulah kalimat yang menjadi tonggak awal menuju impianku, tepatnya pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 13.00 WIB, aku dinyatakan lulus seleksi SNMPTN Jalur Undangan. Bukan main senangnya hingga aku tidak bisa mengutarakan satu katapun, aku hanya terdiam dan menangis. Akupun bergegas pulang, dan segera mengabarkannya pada Orang tua, karena tidak memiliki komputer ataupun laptop jadi saat melihat pengumuman itu aku berada di sekolah yaitu SMA Negeri 10 Malang.

             Setibanya di rumah, dari pintu rumah yang sudah agak lapuk,aku berteriak “Maa… aku keterima di UIN” Ibuku yang biasa kupanggil ‘mama’ oleh aku dan saudara-sadaraku itu pun memelukku dengan haru,adikku memberikan ucapan selamat dengan gayanya yang cuek namun aku tahu dia tulus mengucapkannya.

            Tiga tahun lalu, kuliah adalah sesuatu yang mustahil bagiku. Bagaimana tidak? SMA saja orang tuaku sudah kewalahan, ditambah dengan keadaan kedua adik-adikku masih sekolah tingkat SMP. Namun, aku tidak mau berhenti untuk bermimpi. Aku ingin melanjutkan studiku hingga ke jenjang perkuliahan. Setelah pengumuman penerimaan snmptn ini sejujurnya aku masih agak khawatir pasal biaya kuliah, apalagi universitas pilihanku ini memiliki program ma’had yang membuatku perlu mengumpulkan biaya tambahan lagi.

            Berawal dari ketertarikan, saat tak sengaja kujelajahi internet untuk mencari universitas mana yang memberikan para mahasiswa/i nya bekal selain ilmu dunia karena setelah lulus SMA ini aku sadar bahwa ilmuku tentang agama ini masih kurang sekali bahkan aku tidak pernah mondok sama sekali dan UIN jawabannya. Karena saat itu aku juga mempertimbangkan untuk kuliah di dalam kota saja agar tidak jauh dengan orang tua, maka aku memilih untuk mendaftar ke UIN Malang saja, ditambah lagi UIN Malang sendiri termasuk ke dalam 10 besar Universitas Islam terbaik di Indonesia.

            Sejak saat itu,aku bertekad bulat untuk masuk UIN Malang melalui jalur SNMPTN/Undangan. Karena menurutku UIN Malang adalah Intitut Paling Bermutu, dan bermutu dari segala aspek,selain bermutu UIN Malang pun sangat perhatian dengan kondisi mahasiswa-mahasiswanya terutama dalam hal biaya kuliah, akademik, language skill,dan masih banyak lagi yang dapat aku banggakan dari UIN Malang. Saat memasuki kelas 2 SMA aku sudah mempersiapkan untuk pendaftaran masuk UIN Malang. Tapi ada satu hal yang membuatku down, yaitu saat memusyawarahkan dengan orangtua masalah biaya pendidikan di kuliah nanti, beliau tidak memberikan jawaban yang memuaskan saat mengerti bahwa UIN Malang memiliki program ma’had yang tentunya mau tidak mau akan ada biaya tambahan lagi selain UKT.

            Beliau tidak mengijinkanku untuk melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi. Kata beliau, “Ngurusin kamu di SMA saja sudah kelabakan, apalagi nanti kalau kamu kuliah, adik-adikmu juga masih butuh sekolah, jangan terlalu banyak berharap bisa kuliah, lihat kondisi kita.”

            Jawaban itu membuat sedikit putus asa. Berhari-hari aku pun tidak konsen dengan pelajaran di sekolah. Tapi semua itu tidak memadamkan semangatku untuk tetap bisa kuliah. Dengan kondisi keluarga yang seperti ini, siapa lagi orang yang bisa diandalkan untuk mengubah derajat keluargaku ini? Sudah cukup melihat keluargaku terus-terusan seperti ini. 

            Aku tetap mencoba untuk meyakinkan orangtua agar diizinkan mendaftar di UIN Malang. Meski orangtua belum yakin dan belum merestui, tapi aku akan tetap mencoba.

            Waktu pun berlalu, dan jawaban orangtua masih menghantui fikiranku, aku akan terus dan tetap berusaha untuk tidak membebankan orangtua lagi, apapun yang terjadi. Dan Allah telah telah menunjukkan jalan padaku, Dia memberi salah satu jalan agar aku bisa kuliah, aku pun mendapat formulir beasiswa BIDIKMISI.Aku sangat senang karena ada satu peluang harapan agar aku dapat meringankan beban orangtua.

            Setelah pengumuman, aku menanti jawaban dari beasiswa BIDIKMISIitu. Kalau saja tidak mendapat beasiswa itu, kecil harapan untuk bisa kuliah, bahkan tidak ada peluang untuk kuliah, tidak tau apa yang harus di lakukan agar bisa membayar biaya masuk yang lumayan cukup besar bagi keluargaku. Tapi Allah ternyata berkata lain, setelah aku tak banyak berharap lagi dengan beasiswa itu, Allah memberikan jawaban atas kekhawatiranku selama ini, “alhamdulillah, Aku mendapat beasiswa BIDIKMISI itu ” .

            Ya, semua itu berawal dari mimpi, setelah mimpi kita miliki barulah kita merencanakannya dan bagaimana merealisasikan mimpi tersebut. Namun aku akan tetap membawa dan mewujudkan mimpi-mimpiku bersama UIN Malang, BIDIKMISI, untuk meraih prestasi. Semoga bersamamu, akan kulalui episode-episode hidupku dengan prestasi – prestasi yang ku raih di masa kini dan masa depan, amin.  Akhirnya dua coretan mimpi terbesar sudah dapat ku rengkuh, menuntut ilmu di UIN Malang dan mendapatkan beasiswa BIDIKMISI. Terima kasih ya Allah, terima kasih UIN Malang, dan terima kasih beasiswa BIDIKMISI. Aku harus bisa menjaga kepercayaan dan menjadi yang terbaik dari kumpulan yang terbaik. InsyaAllah UIN Malang dan BIDIKMISI tidak salah memberikan kepercayaannya kepadaku. Yang aku yakini adalah Allah sudah menciptakan kita kedunia dengan melalui sejumlah tahapan. Dia tidak mungkin akan meninggalkan kita dalam keadaan buruk dan tentunya Allah bertanggung jawab dengan memberikan kita hak menjadi sukses layaknya manusia “Sang Pemenang”. Episode ini akan saya tutup dengan meminjam kalimat Anton Iriant “ Kita tak mampu mengubah arah angin,tetapi yakinlah kita bisa mengubah bentangan layar supaya perahu tetap melaju ke arah pelabuhan Harapan”. Semangat berjuang, 

BERSAMA UIN MALANG DAN BIDIKMISI, WUJUDKAN MIMPI RAIH PRESTASI.

 

Share:

Belajar Kesehatan Mental dari Drama Korea “Fix You”

 

Sumber : tirto.id

Oleh Sa’adah

Mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang


Apakah disini teman-teman ada yang suka nonton drama korea? Drama korea merupakan drama yang sudah popular dikalangan anak muda. Drama ini sangat digemari karena memiliki alur cerita yang keren, banyak pelajaran hidup dan pengetahuan. Selain itu, aktor dan aktrisnya memiliki visual yang sangat memukau dan memiliki acting yang sangat baik. Tak heran jika banyak anak muda yang mengidolakan mereka. Normalnya drama korea terdiri dari 16-20 episode dan tayang dua kali seminggu. Genrenya bervariasi mulai dari bertema hukum, fantasi, komedi, misteri, percintaan, dan kesehatan. Drama favorit penulis adalah yang bergenre kesehatan mental. Salah satu drama korea yang membahas tentang kesehatan mental yang berjudul “FIX YOU” atau soul mechanic. Drama korea ini bercerita tentang para psikiater yang berusaha membantu kesembuhan pasien dengan berbagai macam gangguan mental. Banyak gangguan mental yang disebutkan, seperti gangguan makan, kecanduan alcohol, demensia, gangguan delusi, voyeurism, post-traumatic stress disorder (PTSD), gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), dan masih banyak lagi.

Drama ini membuat kita memahami bahwa kesehatan mental tidak kalah penting dibandingkan kesehatan fisik. Ada sebuah ungkapan dalam drama ini, “jangan ukur dirimu dengan standar yang diatur orang lain. Pujian dan makian hanya sebagai angin sepoi-sepoi yang tidak bertahan lama. Apapun penyakitmu jangan berjuang sendiri, jika kamu bisa mengatasinya sendiri itu bukan penyakit. Saat kamu mengakui rasa sakitmu, pemulihan dimulai”. Dalam ungkapan ini memiliki makna setiap manusia memiliki rasa sakitnya sendiri, menahan masalah tidak membuatnya selesai, tetapi jika terus di pendam akan semakin menumpuk rasa sakit dan sewaktu-waktu dapat meledak. Saat kita mengakui bahwa mental kita sedang sakit atau sedang tidak


baik-baik saja, merupakan langkah awal kesembuhan dan sehat mental. Jangan takut mengakui bahwa kita sedang sakit, dan jangan takut untuk meminta bantuan orang lain.

Kita dapat menyembuhkan rasa sakit dengan kemauan diri dan bantuan dari orang-orang disekitar kita. Bercerita dengan orang yang dipercaya, menulis diary, melakukan hobi, menangis bahkan berteriak merupakan beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi beban masalah yang di alami. Salah satu pesan dari drama ini adalah hanya ada satu cara untuk membebaskan diri dari penyakit psikogenik (penyakit yang berasal dalam pikiran atau konflik mental atau emosional) yaitu menghadapi ketakutan kita. Untuk lari dari kegelapan, kita harus masuk ke dalam kegelapan dan menghadapinya. Kita mulai dari berpamitan, pada semua kenangan menyakitkan.

Share:

Sabtu, 15 Mei 2021

Senja Menyeka Luka

 

Sumber : pixabay


Oleh : Ana Dwi Lestari

    Kisah bermula dari tawa seorang anak yang hilang akibat kecelakaan beberapa waktu lalu. Dia, seorang anak perempuan dengan wajah bagaikan cahaya, senyum manis dengan seribu bahagia. Namanya tak kalah cantik dengan wajah dan senyumnya, ya! Namanya senja. Seperti halnya senja yang dating dikala sore dan ditunggu banyak manusia. Senyumnya yang menawan pun menjadi dambaan setiap orang yang pernah berpapasan dengannya. Hingga suatu hari, luka menjadi salah satu alasan seluruh manusia menunggu kedatangannya.

    Setelah berperang dengan perasaannya sendiri demi kehidupannya, dia memilih membasuh luka yang telah menyelimuti selama beberapa waktu ini. “Mengapa aku harus bersedih, dikala aku bisa membuat orang tersenyum?”, Ucapnya saat mengajak berbicara dirinya sendiri. “Tapi bukankah kita harus membahagiakan diri sendiri sebelum orang lain?”, ucapnya lagi seakan luka tak ingin pergi dari dirinya.  Dia terlihat sedih lagi dengan segala pemikirannya.

    “Sayang, nanti kamu pasti bisa masuk perguruan tinggi dengan nilai yang sempurna! Ayah percaya dengan kamu, nak!”, ucap ayah senja yang saat ini sebagai supir mobil. Mereka hendak pergi untuk memberikan semangat senja yang akan melaksanakan ujian akhirnya. Anggap saja itu hadiah pertama untuk senja sebelum mereka memberikan hal lainnya.

    “Ayah, jangan lupa janji ayah untuk mengajak aku dan ibu pergi liburan ya!”, ucap senja di tengah perjalanan yang mengangkan. Pasalnya, jalanan ini sepi karen gerimis sudah mendominasi sejak pagi tadi. Entah mengapa, laju mobil tidak dapat di kurangi. Ayah senja pun berusaha untuk menghentikan mobil, namun tidak juga bisa. Ibu dan senja yang menyadari hal tersebut terlihat panica. Hanya doa saja yang mengiringi waktu-waktu itu. 

    Tepat saat tikungan tajam, ada sebuah truk yang melaju begitu kencang. Ayah senja berusaha keras agar mereka baik-baik saja. Namun naas, mobil tak tentu arah dan menabrak pembatas antara jalan dan jurang. Hari itu, saat itu juga, hujan menjadi saksi bisu atas kejadian itu dan senja benci hujan yang datang di kemudian hari.

    Senja terbangun dari lamunannya. Dia sadar bahwa tidak selamanya luka harus membayanginya. Tidak selamanya hujan membuat hari-harinya menjadi suntuk. Maka sejak saat itu, Senja mulai berdamai dengan masa lalunya. Senyumnya yang hilang kembali membuat orang lain terpukau. 

    Dia, bukanlah senja yang dulu. Bukan Senja yang cengen atau pun manja ketika keinginannya tidak lagi ada yang mengabulkan. Bukan juga Senja yang lemah dan menangis di malam hari dengan segala pengaduan kepada Tuhan. Tapi, Senja yang mampu mmebuat semua luka hilang dari dirinya. Senja yang mampu membuat hujan kembali memberikan aroma kenangannya dan Senja yang selalu di tunggu-tunggu kedatangannya oleh semua orang.

    “Untuk apa aku bersedih dengan hal-hal yang tidak akan aku dapatkan? Bukankah aku bisa berusaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan? Ayah dan ibu sudah berusaha yang terbaik untuk aku. Aku tidak ingin mengecewakan mereka yang mempunyai harapan besar kepadaku. Aku, aku ingin melihat mereka tersenyum dengan segala usahaku meskipun itu tidak mungkin. Luka yang ku rasa bukanlah hal yang di inginkan mereka di hari-hariku. Hujan pun pasti rindu dengan puisi manisku untuknya.” Pikir Senja sebelum ;uka benar-benar pergi dari dirinya.


Share:

Pengabdianku untuk UIN Malang

sumber :malangdaily.com


Oleh : Firman Sholihuddin

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Perkenalkan Nama saya adalah Firman Sholihuddin. Saya berasal dari Desa Kidangbang, kec. Wajak Kab. Malang. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika sedang sekolah di MA Al Hidayah Wajak sampai akhirnya saya bisa kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 

    Pertama, ketika saya sedang kelas 10 IPA MA Al Hidayah Wajak, saya berkeinginan dan berniat untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi kelak ketika sudah lulus nanti bangku Aliyah di PKN STAN di Jakarta. Berbagai usaha dan upaya sudah saya persiapkan mulai dari kelas 10 IPA untuk bisa mewujudkan impian saya tersebut,mulai dari membeli buku persiapan ujian tes tulis, belajar setiap hari dan tentunya latihan fisik setiap hari. Dulu saya menggunakan sepeda gunung untuk pergi ke sekolah yang jaraknya sekitar 3 km. 

    Kedua, hari terus berganti hari dan pada saat itu saya sudah naik kelas 11 IPA di MA Al Hidayah Wajak. Semangat belajarpun semakin berkobar untuk bisa menggapai impian saya bisa melanjutkan kuliah PKN STAN, karena menurut informasi dari kakak kandung saya bahwa jika bisa kuliah di sana maka semua biaya kuliah tidak dipungut biaya sama sekali di beri saku setiap bulannya dan ketika sudah lulus nanti kita langsung mendapatkan ikatan kerja dari pemerintah. 

    Selanjutnya ketika saya sudah memasuki kelas 12 IPA, saya semakin sibuk akan persiapan ujian-ujian nasional dan ujian sekolah lainnya. Dan melihat nilai matematika saya yang kurang bagus ,saya semakin kurang percaya diri untuk bisa kuliah di PKN . Setelah itu saya memutuskan untuk tidak ingin melanjutkan ke sana dikarenakan hasil tes ujian matematika saya yang kurang bagus di MA Al Hidayah Wajak.

    Ketika saya sudah lulus dari MA Al Hidayah wajak saya tidak langsung melanjutkan kuliah akan tetapi 3 bulan berikutnya saya pergi melanjutkan belajar saya ke kampung inggris pare kediri untuk memperdalam kemampuan bahasa inggris saya disana. Saya belajar dikampung inggris selama kuran lebih 6 bulan. Setelah lulus dari kampung inggris saya mencoba untuk daftar tes sbmptn akan tetapi saya belum beruntung dan akhirnya saya ikut tes jalur mandiri tulis di UIN Malang tahun 2020 sekaligus peserta KIP . Alhamdulillah langkah saya untuk bisa kuliah di universitas negeri berjalan lancar dan saya mendapatkan beasiswa disana. Saya ambil jurusan sastra inggris karena ingin memperdalam kemampuan saya setelah dari kampung inggris pare. Prestasi yang pernah saya raih diawal tahun kuliah adalah menjadi juara 2 lomba pidato bahasa Indonesia dalam ajang perayaan dies maulidiyah UIN Malang yang ke 59 tahun 2020. Dan saya berharap kedepannya saya bisa berkontribusi membanggakan UIN Malang lebih baik lagi dan akan terus menjaga nama baik kampus. Semoga dengan saya ikut organisasi KBMB ini bisa menyalurkan aspirasi saya ke mahasiswa yang lain dan ke calon mahasiswa yang daftar beasiswa KIP Kuliah. Sekian dari saya , Terimakasih. 

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Share:

JANGAN TAKUT UNTUK SUKSES

sumber : genius.com


Oleh : Yudistira Abdi Rizki

"Menjadi berbeda tidak selalu menjadi yang terbaik tapi yang terbaik pasti berbeda. menuju sukses anda akan melewati jalan yang sepi, jalan yang terjal dan yang pasti ini akan menjadi jalan yang sangat sulit. jalan itu tentu bukan untuk semua orang karena tidak semua orang mampu melakukan dan melewatinya. Mesti kita ketahui, mereka yang mengikuti orang lain tidak akan pernah tahu siapa mereka sebenarnya karena hanya mereka yang mengikuti jalan mereka sendiri yang dapat menemukan kebenaran potensi diri mereka sendiri. para pemimpin hanya butuh impian sedangkan para pengikut menunggu bukti. mereka yang terbang sendiri pasti mempunyai sayap yang kuat, mereka yang berjalan sendiri pasti memiliki arah dan kaki yang sangat kuat. orang biasa selalu membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidup mereka. Karena mereka akan selalu membutuhkan perhatian butuh pengakuan dari orang lain untuk bertahan hidup sedangkan orang-orang kuat selalu merasa damai dalam kesendirian tidak perlu perhatian tidak perlu ada pengakuan tapi mereka akan terus berkembang.”

Begitulah Cuplikan Motivasi yang saya tonton dari Chanel Youtube Abdi Suardin yang judul nya “jangan takut berjuang sendirian” Yang merupakan salah satu channel YouTube favorit saya. Oiyah perkenalkan nama saya Yudistira Abdi Rizki, orang-orang seringkali memanggil ku dengan sebutan Yudis, Yudistira bahkan tak jarang dari mereka ada yang memanggil saya  Abdi, Rizki. Kebetulan saya masih singgel bukan berarti tidak laku, tapi lebih menjaga perasaan buat salah satu jodohku yang mungkin melihat di lauhil Mahfudz sana hehe. Hari ini saya kuliah di UIN Malang, dan kebetulan mengambil jurusan hukum Tata Negara Fakultas Syariah. Tentunya saya mengambil jurusan ini dengan niat. Karena niat itu penting dalam segala hal. Apalagi niat dalam mencari ilmu. Karena dengan niat dimana pun kita bisa belajar, tapi tanpa niat sedang belajar pun tidak belajar.

Bicara sukses berarti bicara ukuran. Sebuah ukuran yang akan digunakan untuk mengukur sukses itu sudah tercapai atau belum. Ukuran tersebut akan berbeda-beda tiap orangnya. Seorang karyawan mungkin mematok ukuran suksesnya melalui pencapaian karir. Seorang mahasiswa mungkin menentukan ukuran suksesnya dengan perolehan IPK-nya. Seorang pengusaha merasa sukses ketika omzet penjualannya mencapai angka tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian, sukses itu bisa dibilang subjektif. Lain orang, lain pula ukurannya. Bagi saya, sukses dalam hidup itu bersifat diskrit, terdiri dari elemen-elemen berbeda dan kadang  tidak berhubungan. Dengan demikian, seseorang sebenarnya telah, sedang, dan akan terus mengalami banyak kesuksesan dalam hidupnya. Tinggal bagaimana persepsi seseorang dalam menilai setiap peristiwa dalam hidupnya, apakah dinilai sebagai sebuah kesuksesan atau sebaliknya. Masalahnya, seringkali ukuran sukses itu adalah sesuatu yang terlalu mainstream. Kekayaan, jabatan, karir, dan status sosial seringkali menjadi ukuran utama kesuksesan seseorang. Padahal, seseorang bisa saja membuat ukuran sukses yang sederhana. Bagi mahasiswa misalnya, tidak menyontek dalam ujian adalah kesuksesan. Bagi seorang karyawan, mampu menyelesaikan setiap tugasnya dengan baik juga merupakan kesuksesan. Jika dalam kehidupan seseorang itu berisi kesuksesan-kesuksesan sederhana yang berbeda-beda, maka pertanyaan tentang “sukses terbesar dalam kehidupan” akan menjadi pertanyaan yang cukup menantang. Mana yang menjadi sukses terbesar? Tidak menyontek saat ujiankah? Lulus dengan IPK cum laude-kah? Memiliki karir yang baguskah? Atau yang mana? Lagi-lagi suatu hal yang subjektif.

Saya teringat dengan sabda Nabi Muhammad shollallahu „alaihi wa sallam yang mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Untaian kalimat ringkas nan  indah itu menginspirasi saya dalam menentukan mana yang menjadi kesuksesan terbesar dalam hidup. Bagi saya, sukses terbesar adalah ketika saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Terdengar klise memang, tetapi tidak  jika dipahami lebih dalam. Bagi saya, ukuran sukses yang cenderung mainstrem tidaklah masalah. Namun, semata-mata menjadi sukses dengan ukuran mainstream saja rasanya ada yang kurang. Ibarat sayur kurang garam, kurang sedap dirasa. Oleh sebab itu, menambahkan bumbu “bermanfaat bagi orang lain” akan menambah sedap kesuksesan tersebut. Menjadikan asas kebermanfaatan bagi orang lain sebagai pondasi kesuksesan akan menambah  kokoh kesuksesan itu sendiri. Sebaliknya, menafikannya akan membuat bangunan kesuksesan itu berpotensi runtuh sewaktu-waktu. Saya merasakan betul hal ini ketika berstatus sebagai mahasiswa. Menjadi mahasiswa, apalagi di jurusan dan perguruan tinggi negeri favorit, adalah sebuah kesuksesan tersendiri bagi saya. Hal ini ditambah kenyataan bahwa kesempatan untuk berkuliah adalah sesuatu yang  agak langka bagi sebagian orang di negeri ini. Pada saat itulah, nilai sesungguhnya dari kesuksesan itu  diuji. Seberapa bermanfaatkah saya ketika menjadi mahasiswa? Apalagi, menjadi mahasiswa adalah momentum yang sangat tepat dalam melatih diri untuk menjadi bermanfaat bagi sesama. Selanjutnya, bagian terpenting dari sebuah kesuksesan yang bermanfaat, menurut saya, adalah   usaha seseorang dalam menjadikan kesuksesan itu bermanfaat, bukan hasilnya. Maksudnya, seberapa terasa manfaat dari sebuah kesuksesan bagi sesama itu penting, namun usaha dan proses menuju ke arah itu justru lebih penting. Sebagaimana petuah yang sering disampaikan, “yang penting itu prosesnya, bukan hasilnya”, maka begitu pula berlaku dalam hal ini. Dengan demikian, sejauh mana usaha saya untuk menjadikan kesuksesan yang telah diraih bisa dinikmati pula oleh sesama merupakan bagian yang saya anggap paling penting. Adapun masalah hasil dari usaha itu, biarlah orang lain yang menilai.

Dengan menyadari hal ini, saya termotivasi untuk selalu berbuat yang terbaik tanpa sibuk memikirkan hasilnya. Saya tidak mengatakan bahwa hasil itu tidaklah penting. Hasil itu penting, karena hal itulah yang biasanya kasat mata dan bisa dinikmati oleh orang lain. Akan tetapi, saya berkeyakinan bahwa hasil terbaik akan lahir dari usaha yang terbaik pula. Dengan melakukan yang terbaik, maka hasil yang terbaik tinggal masalah waktu. Oleh karena itu, lakukanlah yang terbaik dalam upaya menjadikan kesuksesan kita bermanfaat bagi sesama, maka manfaat terbaik dari kesuksesan kita itu akan benar-benar bisa dirasakan oleh sesama. Sebagai penutup tulisan singkat ini, saya mengajukan sebuah definisi tentang sukses. Menurut saya, sukses adalah ketika Anda bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata “ketika” yang merupakan preposisi  waktu, menandakan bahwa sukses bisa terjadi kapan saja, tidak ada batasan waktu tertentu. Satu-satunya yang menjadi tolok ukur adalah “bermanfaat bagi orang lain”. Oleh karena itu, setiap kali Anda bisa nermanfaat bagi orang lain, setaip kali itu pula Anda telah sukses. Demikianlah, kalimat ringkas tersebut selain mampu mendefinisikan kata “sukses” itu sendiri, juga mampu menjawab pertanyaan: apakah yang menjadi sukses terbesar dalam hidupmu?


Share:

Beasiswa, Batu Loncatan Menuju Kesuksesan

 

sumber : pixabay.com

Oleh : Ummi Choirun Nisa’

Hidup di era revolusi industri 4.0, kita ditawarkan dengan kecanggihan dan kemutakhiran teknologi yang telah mendisrupsi dalam berbagai sektor kehidupan, salah satunya pendidikan. Selaras dengan ungkapan Nelson Mandela, "Pengetahuan adalah senjata yang paling hebat untuk mengubah dunia", maka pendidikan tinggi, khususnya jenjang perkuliahan memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan era ini.

Generasi muda sebagai "agent of change" tentu harus meningkatkan pengetahuan dan skills yang mereka miliki. Selain untuk memajukan bangsa, juga guna menunjang kesuksesan mereka di masa mendatang. Mereka bisa mendapatkan pembelajaran tersebut  melalui pendidikan reguler, kursus bersertifikasi, bahkan hingga self-learning melalui media-media yang telah ada. Tapi, tentu saja biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit, bahkan terkadang ada yang setiap tahun mengalami peningkatan.

Lalu, bagaimana jika kita tidak memiliki cukup biaya untuk pembelajaran tersebut? Kesuksesan harus tetap diraih bukan?

Pepatah mengatakan "Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanya niat yang terlalu rendah untuk melangkah". Mereka yang memiliki keinginan kuat untuk sukses, pasti akan mengusahakan segala cara untuk meraihnya. Mereka juga berani dan pantang menyerah dalam menghadapi segala hambatan dan kegagalan yang dijumpai.

Melihat realita, banyak sekali beasiswa, baik dari pemerintah atau pihak-pihak lain, yang menunjang peningkatan pengetahuan dan skills. Pada pendidikan reguler, kita mengenal beasiswa "Bidikmisi" yang secara penuh membayar biaya pendidikan bahkan memberikan tunjangan setiap bulannya. Pada kursus bersetifikasi, Dicoding Indonesia misalnya, ditawarkan beasiswa "IDCamp 2020" oleh Indosat Ooredoo Digital Camp yang diadakan setiap tahun dengan beragam pilihan learning-path. Sedangkan untuk akses self-learning, kita bisa memanfaatkan "kuota gratis" yang disediakan oleh masing-masing provider melalui aplikasi mereka.

Nah, setelah mengetahui beasiswa-beasiswa tersebut, kita pasti lebih termotivasi untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Sebagai contoh, saya sebagai mahasiswa "Bidikmisi" juga sekaligus penerima berbagai beasiswa kursus bersertifikasi, salah satunya program Dicoding Indonesia. Bahkan, saya sudah meraih beberapa sertifikasi yang tentunya akan menunjang masa depan karier dan kesuksesan saya.

Sudah dapat beasiswa "Bidikmisi", kok masih merambah ke beasiswa lain? Berbagi dong dengan kawan lainnya? Ups, bukan seperti itu.

Menelaah kehidupan di dunia, persaingan dalam berbagai aspek sangatlah ketat. Jika kita tidak membekali diri dengan pengetahuan, skills, serta pengalaman yang beragam, apa yang kita cita-citakan tidak akan tercapai. Kendati demikian, sebagai mahasiswa kita harus mampu bersaing secara potensial dan intelektual dengan mahasiswa lainnya, apalagi mahasiswa "Bidikmisi".

Mahasiswa "Bidikmisi" harus mampu memanfaatkan waktu dan kesempatan secara maksimal. Karakter yang mandiri dan bersemangat tinggi menjadi kunci sukses dalam hal ini. Di samping itu, mereka harus memberikan kontribusi untuk kemajuan negara dan masyarakat sebagai perwujudan pengabdian atas beasiswa yang telah diberikan.


Share:

SUDUT PANDANG KAUM ZILLENIAL TERHADAP “KHALIFAH FILL ARD”

sumber : salamadian.com

Oleh : Diki Egie Nugraha

Lingkungan merupakan tempat manusia, hewan dan tumbuhan tinggal dan berkembang biak. Tanpa lingkungan, ekosistem dan perubahan cuaca tidak bisa berjalan dengan baik. Berbagai unsur membentuk lingkungan, membuatnya menjadi sebuah tempat yang kompleks. Semakin maju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan tindakan yang dilakukan oleh manusia itu semakin baik terhadap pengelolaan lingkungan namun faktanya justru malah sebaliknya tindakan yang dilakukan manusia semakin menuju arah yang buruk terhadap  lingkungan. Sifat keserakahan manusia akan kebutuhan memang tidak ada habisnya kalau dibandingkan dengan SDA yang tersedia di alam, terkadang tak jarang orang melakukan eksploitasi terhadap lingkungan alam dan sekitarnya dengan mementingkan keinginan pribadi bukan untuk hajat hidup benyak orang. Pada saat ini banyak kasus-kasus pelanggaran terhadap lingkungan apalagi dalam mengeksploitasi sumber daya alam itu sangatlah berlebihan.

Pada saat ini baik itu perusahaan atau masyarakat sendiri banyak yang melakukan penebangan liar untuk membuka lahan industri ataupun membuka lahan pertanian, padahal lingkungan tersebut adalah lingkungan yang kurang cocok untuk digunakan sebagai lahan industry ataupun pertanian. Kegiatan ini sangat berpengaruh ke dalam lingkungan karena hutan adalah paru-paru dunia dan bahakan negara kita sendiri sudah memiliki julukan sebagai paru-paru dunia ke dua dengan luas hutan yang dimilikinya. Ketika pohon itu ditebang maka bencana alam seperti banjir atapun tanah longsor sangat sulit untuk dicegah, bahkan selain bencana itu akan menimbulkan juga bencana gempa bumi karena struktur tanah yang mengalami perubahan akibat dari pergeseran tanah. Tetapi kembali lagi ke sifat keserakah manusia, dan penegakan hukum yang kurang tegas juga yang mengakibatkan penebangan liar ini masih ada sampai sekarang.

 Kita lihat saja banyak orang ataupun perusahaan asing maupun lokal yang ingin membuka lahan itu dengan cara membakar hutan yang dimana itu juga sangat berbahaya selain merubah ekositem akan menimbulkan dampak buruk juga dari asap yang ditimbulkan oleh pembaaran hutan. Hal ini sesuatu yang melanggar dasar negara kita yaitu  UUD 1945 dan hukum pidana lainnya yang mengatur tentang perhutanan. Tetapi mereka tidak memikirkan pelanggaran tersebut karena yang mereka pikir itu cuma keinginan untuk memenuhi hasrat mereka, agar  dapat membuka lahan dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak.  Dengan pembukaan lahan menggunakan cara seperti itu maka akan mengganggu hewan-hewan yang tinggal di hutan tersebut dan bisa saja kejadian itu mengancam nyawa para hewan didalam hutan tersebut.

Selain hewan yang berada di hutan itu terganggu, asap yang ditimbulkan dari pembakaran tersebut berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Asap yang begitu tebal sehingga menutupi langit itu terhirup oleh masyarakat dan hal itu sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat khususnya masyarakat yang sudah rentan. Kalau kebakaran itu terjadi ketika musim hujan masih bisa untuk dipadamkan tetapi ketika kebakaran hutan tersebut terjadi ketika musim kemarau maka untuk memadamkannya itu sangat sulit karena keterbatasan fasilitas dan kekuatan petugas. Tetapi sampai saat ini kasus tersebut masih saja terjadi, mungkin karena alasan yang logis yakni biaya yang lebih murah.

Kasus-Kasus perusakan lingkungan salah satunya adalah pembakaran hutan di daerah Kalimantan yang dimana asap timbul dari pembakaran hutan tersebut tidak hanya dalam lingkup wilayah itu saja bahkan asap yang ditimbulkannya hingga ke negara Singapore. Tentunya hal ini tentu sudah meyalahi aturan dan jika hingga sampai ke negara lain mereka dapat menuntut atas asap yang timbul karena telah mengganggu lingkungan dan kesehatan masyarakatnya.

Disi lain masih ada orang-orang yang peduli terhadap lingkungan seperti komunitas pecinta alam  dan individu lainnya, dimana komunitas itu  melakukan perawatan terhadap alam sekitar dan itu biasanya menggunakan biaya swadaya bukan biaya dari pemerintah.  Mereka biasanya melakukan kegiatan  pembersihan jalur pendakian guung, pembersihan lingkungan tempat tinggal seperti sungai dan selokan, bekerja bakti memperbaiki lingkungan tempat tinggal dan  melakukan penanaman pohon. Meskipun itu tidak banyak yang di berikan oleh mereka tetapi yang terpenting niat mereka untuk menjaga alam ini patut di apresiasi.

            Dalam sudut pandang islam pada dasarnya manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dan tidak melakukan pertumpahan darah, namun sudah di prediksi juga bahwa manusia itu akan merusak lingkungan dengan didasari hawa nafsu atau ambisi mereka untuk memenuhi keinginan sendiri tanpa memikirkan hajat orang banyak. Maka dari itu melalui tulisan ini saya mengajak teman-teman pembaca untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, minimal menam pohon di pekarangan rumah karena itupun penting untuk oksigen yang kita hirup sehari-hari.   


Share:

Penggunaan Dana Beasiswa Dan Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

sumber : pixabay


Oleh : Aprilina AN

    Salah satu bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan biaya pendidikan adalah dengan melalui program beasiswa bidikmisi. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu biaya pendidikan bagi mahasiswa yang kurang mampu dalam ekonomi yang memiliki prestasi akademik yang baik, sehingga penggunaan beasiswa tersebut harus digunakan secara tepat.

    Bentuk penggunaan dana beasiswa bidikmisi yang digunakan oleh mahasiswa bidikmisi sebagian besar digunakan untuk keperluan kuliahnya sebagai penunjang prestasi belajarnya seperti untk membeli buku referensi, biaya fotocopy bahan kuliah, biaya print tugas, membeli ATK, bahkan ada yang menyisihkan uangnya untuk ditabung. Selain itu ada juga pengunaan dana diluar kebutuhankuliah seperti membeli pakaian, tas, sepatu atau aksesoris-aksesoris lainnya yang diluar keperluan akademiknya.  Bahkan dana beasiswa bidikmisi digunakan untuk kebutuhan komunikasi dan barang elektronik seperti telpon selular, membeli paket internet, membeli pulsa dan lain-lain yang berkaitan dengan kebutuhan diluar keperluan kuliah. Dan disayangkan dari pengunaan dana beasiswa yang kurang tepat maka berdampak terhadap potensi belajarnya sehingga prestasi belajarnya menurun.

    Akan tetapi rata-rata mahasiswa mengunakan dana beasiswa tersebut untuk kepentingan atau keperluan kuliah terlebih dulu. Sehingga mahasiswa memprioritaskan pengunaan dana bidikmisi tersebut untuk keperluan kuliahnya. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar setiap mahasiswa. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa/mahasiswa tergantung faktor tersebut. Prestasi belajar itu menjadi tingkat keberhasilan mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud tingkah laku yang menyakut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada saat penilaian akhir setelah adanya evaluasi melalui rekap pemberian tugas-tugas, Ujian Tengah Semester, dan Ujian Akhir Semester. Yang mana itu merupakan hasil pemberian dosen untuk melihat sampai dimana kemampuan mahasiswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai. Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa yang berupa Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

    Motivasi merupakan salah satu pendorong untuk semangat dalambelajar agar tetap meningkatkan serta mempertahankan prestasi belajar mahasiswa, hal ini dapat berupa support dari keluarga dan teman untuk semangat dalam mengapai cita-citanya dan tetap giat dalam belajar agar mendapatkan IPK yang memuaskan. Dan motivasi juga dapat berasal dari dosen yang mengatakan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi adalah anak emas. Kemudian dampak beasiswa bidikmisi terhadap prestasi belajar mahasiswa, diantara dampaknya positifnya yaitu menumbuhkan sikap percaya diri, minat belajar tinggi, meningkatkan rasa semangat untuk belajar, menambahkan pengetahuan dan pengalaman, dan memacu intensitas belajar. 

    Sedangkan dampak negatifnya yaitu perilaku konsumtif yang tinggi dan tidak bisa membagi waktu belajar (tidak bisa memanajemen waktu belajar dengan baik) untuk mengerjakan tugas kuliah dengan kegiatan lain diluar perkuliahan. Selain itu disebabkan oleh pergaulan, dimana yang sebelumnya mereka rajin belajar menjadi malas belajar karena pergaulan dengan teman sebayanya. 

    Akan tetapi rata-rata prestasi akademik dari mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi cenderung sangat memuaskan dengan berbagai prestasi dan keterampilan yang mereka miliki. Teruntuk mahasiswa bidikmisi dan KIPK tetaplah mengoptimalkan penggunaan dana beasiswa yang diperoleh dengan baik dan tetap semangat dalam belajar agar dapat meningkatkan serta mempertahankan prestasi akademiknya.

 


Share:
recent

Recent Posts

Total Pengunjung

Kritik dn Saran

Nama

Email *

Pesan *