UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selasa, 29 Juni 2021

Merantau Untuk Meraih Mimpi

 

sumber : telisik.id


Oleh: Zahrotun Nihayah

Sebagai anak desa, bisa melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan adalah sebuah impian besar bagi saya, terlebih saya terlahir dari keluarga tidak punya. Bapak saya  hanyalah seorang buruh tani dan ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Saya adalah alumni dari SMA Negeri 1 Tayu, itu adalah salah satu sekolah favorit di daerah saya. Saya tidak menyangka bisa diterima di sekolah tersebut. Awalnya kedua orang tua saya tidak setuju kalau saya melanjutkan sekolah di SMA karena otomatis nanti saya harus kuliah, beda jika saya sekolah di SMK saya bisa langsung kerja. Tetapi saya bilang kepada kedua orang tua bahwa setelah lulus saya tidak akan melanjutkan kuliah, karena saya tahu biaya kuliah itu mahal. Walaupun sebenarnya dalam lubuk hati saya ingin melanjutkan kuliah tetapi saya harus mengubur dalam-dalam impianku tersebut lantaran tidak ada biaya.  Ketika kelas 11, teman dekatku memberitahu bahwa kuliah itu bisa tanpa biaya yaitu kita mendaftar beasiswa. Hal itu membuatku kembali berpikir untuk melanjutkan studi. Lalu saya mencoba untuk membicarakan hal ini dengan kedua orang tuakau. Aku mengatakan bahwa aku akan mendaftar kuliah dengan beasiswa jika saya tidak diterima pengajuan beasiswa, maka saya tidak akan melanjutkan kuliah. Dan Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Iya saya diterima di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang jalur UMPTKIN dan juga mendapatkan beasiswa bidikmisi. Saya sangat bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan kepada saya.

Pertama kali saya datang di Malang, saya sangat kaget dengan cuaca kotaMalang yang sangat dingin dan juga ramai sekali. Ini adalah pengalaman pertama saya keluar dari tempat tinggal saya di Pati, Jawa Tengah dan ini adalah pengalaman pertamaku jauh dari kedua orangtua dan keluarga. Berat rasanya meninggalkan rumah dan juga keluarga tetapi ini demi meraih mimpi. Karena pepatah mengatakan berakit-rakit ke hulu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Semua itu butuh pengorbanan. Ketika ke Malang aku diantar oleh Bapakku dan juga kakak laki-lakiku ke asrama. Iya satu tahun pertama mahasiswa baru UIN Malang wajib di asrama. Hal ini membuat saya tenang karena dengan tinggal di asrama pergaulan saya bersama orang-orang yang baik.

Ketika pertama kali masuk kuliah saya merasa minder, karena sebagian besar teman-tema saya alumni pondok pesantren sedangkan saya hayalah lulusan SMA dan mempunyai bekal Bahasa Arab ketika sekolah MI dan MTs. Iya, saya merupakan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Pertama saya tidak yakin ketika daftar di jurusan ini tetapi saya sangat ingin belajar Bahasa Arab. Mungkin dibanding dengan teman-teman yang lain kemampuan Bahasa Arab saya jauh tertinggal. Tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk saya menyerah. Saya yakin ketika kita mempunyai tekad kuat dan bersungguh-sungguh dalam belajar pasti kita bisa mengejar ketertinggalan kita. Walaupun banyak orang diluar sana yang meremehkan dan menganggap apa yang saya lakukan itu tidak masuk akal dan terlihat konyol, tetapi saya menjadikan itu semua sebagai penyemangat untuk terus belajar dan membuktikan bahwa saya bisa. Meskipun awalnya aku merasa minder tetapi kedua orangtuaku meyakinkannku bahwa kalau saya minder saya tidak bisa maju kedepan dan tidak bisa mengejar ketertinggala saya.Oleh karena itu, saya harus yakin bahwa aku bisa. Kedua orangtuaku dan keluargaku adalah penyemangatku.

Untuk kalian yang mempunyai mimpi, kejarlah sampai engkau mendapatkanya. Jangan pernah dengarkan omongan orang di luar sana yang suka merendahkanmu. Kita cuma punya dua tangan yang tidak mungkin bisa menutup satu persatu mulut orang-orang tetapi kita punya dua tangan yang bisa kita gunakan untuk menutupi kedua telinga kita. Jangan jadikan kemiskinan kita sebagai alasan untuk tidak melanjutkan studi. Ada banyak jalan untuk melanjutkan studi tanpa membayar biaya perkuliahan, salah satunya adalah dengan mendaftar beasiswa bidikmisi. Akan tetapi, kita harus menggunakan beasiswa tersebut dengan baik, jangan sia-siakan kesempatan itu karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan tersebut. Jadikan kedua orangtuamu sebagai alasan untuk meraih impian yang mana aka membuat kedua orangtuamu bahagia. Walaupun itu semua tidak bisa membalas jasa-jasa kedua orangtua kita tetapi setidaknya kita telah membuat mereka bahagia dan itu karena kita.

Share:

Meraih Asa Bersama Bidikmisi

 

sumber : tokopedia.com


Siti Aminah

Saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ayah saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, sedangkan ibu saya bekerja serabutan.Saya tinggal bersama ibu dan nenek. Kakak saya sudah menikah dan tinggal di rumah suaminya.

Saya bukanlah siswi yang pandai di kelas, bahkan nama saya tidak pernah ada di deretan juara kelas.Namun saya bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Saya berusaha untuk menyelesaikan semua tugasku dengan maksimal. Saya juga aktif mengikuti organisasi dan kebetulan saya menjadi ketua organisasi tersebut. Dengan pengalaman seadanya, saya berusaha untuk memajukan dan mengembangkan organisasi tersebut.

Tahun 2019 saya lulus dari Pesantren ternama di kota saya. Saya  bingung dan galau, antara memilih bekerja atau meneruskan studi. Dalam jiwa saya ingin sekali bisa menaikkan derajat orang tua dengan berkuliah.Namun secara finansial, saya jelas tidak mampu meneruskan studi ke jenjang perkuliahan. Saya lulus sekolah saja sudah bersyukur sekali. Orang-orang di sekitar saya banyak yang kurang sependapat jika saya kuliah. Mereka mengatakan bahwa banyak di luar sana lulusan Perguruan Tinggi hanya menjadi pengangguran dan sampah masyarakat. Mereka ingin saya langsung bekerja, supaya bisa membantu ekonomi keluarga. Saya berusaha keras untuk meyakinkan mereka, bahwa tidak semua dari lulusan Perguruan Tinggi itu seperti mereka. Saya terus meyakinkan mereka bahwa saya bisa mengubah ekonomi keluarga saya dengan kuliah. Akhirnya mereka mengiyakan pilihan saya.

Dengan mengucap “Bismillahirrohmanirrohim” saya buka informasi di website kampus yang saya inginkan. Di sana tertera kapan dibukanya pendaftaran, apa syarat yang harus dipenuhi dan lain sebagainya. Saya teringat bahwa saya memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang bisa membantuku untuk memenuhi persyaratan penerimaan Bidikmisi di kampus tersebut. Berbagai tes telah saya lalui dan doa-doa sudah saya langitkan tiba saatnya pengumuman kelolosan mahasiswa di kampus tersebut. Tidak karuan rasanya di hati. Alhamdulillah, namasaya ada di deretan mahasiswa yang lolos dan diterima di kampus tersebut.  Ibu dan nenek saya turut senang mendengarnya. Keesokan harinya, saya melihat pengumuman penerimaan bidikmisi di kampus. Betapa beruntungnya saya, nama saya tertera di sana. Saya langsung menangis terharu dan sujud syukur atas karunia yang diberikan oleh Allah Swt.

Mendapatkan beasiswa bidikmisi adalah impian bagi setiap orang.Banyak di luar sana orang yang ingin melanjutkan pendidikannya namun belum diberi kesempatan karena terhalang biaya. Saya sangat bersyukur karena menjadi salah satu orang yang berkesempatan untuk kuliah dan membahagiakan orang tua.

Bidikmisi menyelamatkan masa depan dan cita-cita saya. Lebih dari itu, bidikmisi membuat saya menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Saya selalu berupaya agar bisa meningkatkan prestasi saya sebagai wujud tanggung jawab saya kepada Negara. Sebagai mahasiswa bidikmisi, kami semua diamanahi oleh rakyat supaya memajukan Negara dengan cara mencetak prestasi-prestasi di dunia perkuliahan. Jika tidak bersungguh-sungguh, artinya kita zalim kepada rakyat yang telah mempercayakan amanahnya kepada kita. Oleh karenanya, kita senantiasa berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku terutama perihal nilai akademik.

Di dunia perkuliahan yang saya rasakan pribadi, akan ada ketertinggalan jika tidak mau mengembangkan diri. Salah satu upaya pengembangannya dengan cara mengikuti organisasi. Satu orang tidak harus mengikuti banyak organisasi. Berkaca pada pengalaman teman, terlalu aktif berorganisasi hingga lupa tugas kuliah yang harus dikerjakan. Jika terlalu banyak organisasi yang diikuti, akan membebani perkuliahan yang berakibat pada turunnya prestasi.

Dalam mencapai prestasi, akan ada lika liku perjalanan yang harus dilalui. Banyak kesulitan yang menantang untuk dikerjakan. Memang tidak mudah, namun pasti ada jalan jika berusaha. Jangan lupa selalu langitkan doa dan harapan pada Sang Maha Segalanya.

Masa depan ada di tangan kita semua. Kesuksesan tergantung dari proses yang kita jalani. Selamat dan semangat berproses.

Share:

Jumat, 11 Juni 2021

UNTUK KAMU YANG SEDANG BERJUANG



      30 Kata Mutiara Perjuangan Sebagai Motivasi Menggapai Cita-Cita - Hot  Liputan6.com

Sumber : hot.liputan6.com

Oleh : Alisa Salsabila (Matematika 2020)

         Terlahir sebagai anak pertama tentunya ada rasa sangat besar untuk berjuang lebih agar bisa membahagiakan kedua orang tua. Karena anak pertama adalah anak yang diandalkan oleh orang tuanya. Kata orang, anak pertama perempuan bahunya harus sekuat baja dan hatinya harus setegar karang. Menurutku kata-kata itu benar adanya. Karena anak pertama sangat erat kaitannya dengan sosok yang tegar dan mandiri.

       Terlepas dari itu semua, anak perempuan selalu dipandang remeh disaat mereka memilih untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Bukan apa-apa, kita sebagai perempuan memilih melanjutkan pendidikan karena ingin mewujudkan mimpi kita dan ada mimpi orang tua yang harus kita perjuangkan. 

        Terkadang, banyak sekali halangan dan rintangan yang tiba menghadang, pada saat kita mau melaksanakan suatu. Banyak orang, yang dengan sengaja ataupun tidak, mematahkan semangat kita. Mereka biasanya menyeletuk dengan mengatakan" Yakin kamu mau melakukan itu? Itu pekerjaan sulit lho!" ataupun "sudahlah, tidak usah bermimpi sangat besar, nanti kalau jatuh sakit" ataupun perkataan- perkataan lain yang sejenis. tetapi sayangnya, suara- suara sumbang malah seringkali berasal dari orang- orang terdekat kita. Entah itu sahabat, teman, guru ataupun orang sekitar kita. Tetapi, bukan berarti kalian harus membenci mereka, malah dengan adanya perkataan- perkataan tersebut, kalian seharusnya dapat lebih terpacu serta berupaya meyakinkan kalau kamu bisa. 

         Semangat! Yakin kita bisa! Jika merasa lelah, maka istirahatlah. Jika gagal, kamu boleh nangis, tapi jangan sampai putus asa. Ingat, ada orang tua kita yang bekerja mati-matian untuk kita. Lihatlah, mereka yang berjuang untuk kita. Jangan sampai kita mengecewakan mereka. Ada mimpi mereka yang dititipkan di bahu kita.


Share:

MOZAIK KEHIDUPAN

Oleh : Naveila Al-Azizah      

  Bertumbuh dan berproseslah. Karena hidup tak pernah memilih kepada siapa kebahagiaan akan diberikan. Baginya, kebahagiaan milik semua orang. Semua orang yang bersyukur. Semua orang yang menerima kehidupan dan takdir yang diberikan. Beberapa situasi atau peristiwa akan memaksa diri untuk menjadi dewasa dan mengikis habis semua harapan yang ada. Bahkan sejenak akan membuat diri membenci Tuhan yang memberikan sebuah kehidupan. Namun, perlahan kehidupan akan memberi sebuah pelajaran untuk mencari dan menyusun satu persatu mozaik kehidupan untuk menemukan pertanggungjawaban akan semua rasa sakit.

            Gerimis di bulan September menjadi saksi, saat impian seseorang harus direnggut paksa oleh keadaan. “Nak... kamu kuliahnya berhenti saja ya, bantu Bapak kerja untuk membayar hutang-hutang.” ucap seorang lelaki tegar yang tengah berusaha sekuat tenaga menikam hatinya sendiri, saat meredupkan impian putrinya. Malam itu melalui telepon genggam, saat dengan berat hati beliau menyampaikan keterpaksaannya.

Tak ada jawaban dari telepon seberang. Tapi aku tau, saat itu hujan tengah turun dengan derasnya di mata seseorang yang baru saja dirampas impiannya oleh keadaan. Seorang wanita hebat dengan impian yang begitu mulia untuk menjadi seorang pengajar, sekaligus pendidik. impian yang sejak lama diharapkannya. Sejak pertama kali ditanya,“saat sudah besar nanti, ingin menjadi apa kamu?”

Kehidupan Kembali memberikan pelajaran. Keadan boleh mengampil impiannya, tapi, Tuhan tidak akan membiarkannya kehilangan mimpinya. Putus kuliah tidak menjadikannya berhenti belajar, begitu prinsipnya. “Belajar bisa dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya di bangku kuliah.” ucapnya saat aku memeluknya di terminal, kala pertama ia datang dengan menjinjing 2 tas besar. Tangisnya telah reda, telah ia selesaikan malam itu juga. Entah berapa lama ia menghabiskan waktu untuk melampiaskan keterpurukannya malam itu. Hingga ia kembali menyusun benteng ketegaran untuk menjadi sekuat sekarang. Dan aku tau, untuk melakukan itu tidaklah mudah. 

Lihat.. jika kita dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Dengan aku putus kuliah, menjadikan aku bisa belajar apapun tanpa batas dan menjadikan aku bisa mempelajari ilmu apapun yang membuatku dapat menguasai banyak bidang keilmuan.” 

Beberapa tahun setelahnya, gadis yang mengorbankan mimpi-mimpinya kembali berdiri di tepi terminal sembari memeluk gadis yang lebih pendek darinya, sembari berucap “Kamu harus jadi sarjana ya... Bantu mbak untuk mewujudkan cita-cita mbak, agar suatu saat nanti mbak bisa berdiri di mimbar wisuda. Tapi, saat itu bukan mbak yang diwisuda. Tapi mbak mendampingi kamu sebagai wisudawan lulusan terbaik.” 

Gadis itu menangis dalam pelukannya dengan mata menatap ke langit, “Tuhan, Keadaan telah mengambil mimpi salah satu Hamba Mu. Cukup Tuhan, jangan lagi ada orang lain yang direnggut paksa mimpinya karena keadaan.” Kembali ia mendongak untuk menatap kakaknya, “Suatu saat nanti, jika ada orang yang bertanya apa pekerjaan kakakmu.? Maka dengan bangga ku katakan, dialah potret seorang guru yang sebenar-benarnya guru.” 

 

Share:

Bidikmisi, Atau Tidak Sama Sekali

 

 

sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fcinderamatakehidupan.blogspot.com%2F2014%2F11%2Fmulailah-sekarang-atau-tidak-sama-sekali_20.html&psig=AOvVaw1rInqQmsLn_bwZ6dMHLv__&ust=1623461567851000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwjknt7ht47xAhUYESsKHbWnA8cQr4kDegUIARCXAQ


Mohammad Muhson Al Farizi

Hai pejuang mimpi. Izinkan saya membawakan sepotong kisah yang membawa saya menuju bangku perkuliahan melalui bantuan Bidikmisi. Sekaligus kembali mengingat dan mengingatkan sayasendiri akan tujuan awal yang sempat tertutup oleh kesibukan dan keluh kesah di tengah perkuliahan.

Tahun 2018. Awal saya mengenal lebih jauh tentang Bidikmisi. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat di mana teman-teman saya yang lainnya sibuk-sibuknya dengan organisasi dan lomba-lomba, saya justru berburu informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa. Bukan hanya Bidikmisi tentunya. Berbekal laptop pinjaman milik salah seorang teman sekelas dan wifi sekolah, saya mengumpulkan data beasiswa selengkap-lengkapnya mulai dari berkas yang harus disiapkan, konsekuensi jika mengambil beasiswa tersebut, hingga fasilitas apa saja yang diperoleh. Tidak kurang dari 10 jenis beasiswa (mungkin lebih) saya korek-korek dan saya identifikasi mana yang lebih cocok dengan kondisi saya.

Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa Bidikmisilah yang paling mudah dan paling cocok bagi saya. Saat itu juga mulai saya bangun tekad saya bahwa saya tidak akan kuliah jika tanpa Bidikmisi. “Bidikmisi, atau tidak sama sekali,” ungkapku saat itu. Saya pun mulai mengumpulkan berkas apa saja yang diperlukan untuk pendaftaran bidikmisi. Ya meskipun saat itu saya masih kelas 2 SMA. Semua berkas yang diperlukan saya simpan di linimasafacebook tentunya dengan kondisi diprivat.

Saya bersikeras tidak akan kuliah jika tidak mendapatkan Bidikmisi karena beberapa pertimbangan. Salah satunya urusan ekonomi. Toh menurut saya sukses tidak harus kuliah. Ada seribu satu jalan menuju kesuksesan. Jadi daripada misalnya saya tidak mendapatkan Bidikmisi, lebih baik saya tidak kuliah. Karenasaya benar-benar sudah menghitung detail kebutuhan harian saat kuliah di beberapa kota dengan uang saku yang didapat dari Bidikmisi. Lagi-lagi semenjak saya masih kelas 2 SMA. Mulai dari kemungkinan kos atau tempat tinggal paling murah hingga harga makan paling murah yang akan saya temui jika berkuliah di tempat tersebut. Setidaknya ada tiga pilihan saat itu yang memungkinkan. Surabaya, Yogyakarta, dan Surakarta. Ya walaupun akhirnya saya tidak berkuliah di salah satu dari tiga tempat tersebut.

*****

Pendaftaran bidikmisi pun tiba. Saya memulai proses pendaftaran bahkan sebelum disosialisasikan oleh sekolah. Surat, foto, data, dan semua berkas yang dibutuhkan satu persatu saya unggah pada laman Bidikmisi. Pendaftaran berjalan tanpa ada kendala yang berarti. Namun justru rintangannya ada saat pendaftaran dan proses seleksi masuk perguruan tingginya. Mulai dari salah input nilai rapor yang berimbas tidak lolos SNMPTN, terlalu memikirkan pilihan jurusan yang justru menyita waktu belajar dan akhirnya menyebabkan saya ditolak di dua jurusan yang saya pilih saat SBMPTN, hingga seleksi jalur bidikmisi di Telkom University yang juga gagal.

Momen-momen kegagalan ini hampir saja membuat saya putus asa. Hingga pilihan terakhir hanya tersisa jalur mandiri. Parahnya lagi pendaftaran bidikmisi untuk mandiri yang masih buka saat itu tinggal UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebenarnya ada satu lagi yaitu ITB, tapi Bandung salah satu kota yang tidak saya masukkan dalam list kota yang memungkinkan untuk saya berkuliah di sana berdasarkan tingkat harga kebutuhan sehari-harinya.

Saat itu, UINSA dan UINMA memiliki sistem penerimaan bidikmisi yang berbeda. Dengan berbagai pertimbangan dan diskusi bersama orangtua, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di UINMA. Untuk pendaftaran jalur mandiri seluruh pesertanya baik pendaftar Bidikmisi maupun non-bidikmisi dikenakan biaya 300.000 rupiah. Saya mendaftar di hari-hari terakhir pendaftaran. Lebih tepatnya H-2 penutupan.

Masalah kembali muncul. Orangtua saya waktu itu sama sekali tidak memegang uang. Tapi bukannya melarang saya untuk mendaftar, orangtua saya justru menyuruh saya untuk segera mengurus berkas yang belum terpenuhi karena Bidikmisi di UIN sedikit berbeda dengan Bidikmisi di PTN di bawah naungan KEMDIKBUD. Saya pun berangkat menuju sekolah yang berjarak kurang lebih 25 km dari rumah saya.

Matahari telah melewati titik tertingginya. Berkas-berkas pendaftaran pun sudah terkumpul semuanya. Tinggal menunggu uang untuk pendaftaran. Di sela-sela saya melamun, tiba-tiba terdengar bunyi dari telepon genggam saya. Ada panggilan masuk. Tertulis di sana “ibu”. Saya buru-buru mengangkatnya. Ibu memberitahu saya bahwa uang bantuan dari pemerintah baru saja cair. Betapa senangnya saya saat itu. Uang itu cair di saat yang sangat tepat. Akhirnya uang tersebut saya gunakan untuk mendaftar jalur mandiri UINMA.

Tiba saatnya hari pengumuman kelulusan. Aku dan kakakku tiba-tiba terbangun pada pukul tiga malam. Kami sibuk membuka berkas pdf yang dikirim oleh teman kakakku dan mulai mengetikkan nama saya di kolom search. Baru tiga huruf saya ketikkan sudah muncul nama saya di sana. Ya saya akhirnya dinyatakan lolos di jalur mandiri Bidikmisi UINMA setelah berbagai kegagalan yang saya terima.

Share:

Perempuan Di Era Milenial

sumber : pinterest

Oleh : Siti Badriyah 

Perempuan adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan yang memiliki sifat lembut, berparas cantik dan anggun. Pada hakikatnya, perempuan memiliki kehormatan dan hak-hak yang harus diperjuangkan. Perempuan milenial adalah perempuan yang dapat mendorong kemajuan bangsa di era milenial dan mampu menghasilkan karya yang hebat. Perempuan milenial berhak memperoleh pendidikan yang tinggi bahkan setara dengan laki-laki. Seorang perempuan berhak meraih cita-cita setinggi apaapun karena perempuan tidak hanya dituntut menjadi ibu rumah tangga saja.

Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Perempuan memiliki harga diri yang tinggi dengan  ilmu yang dimilikinya. Tolak ukur dari dari derajat seorang perempuan tidak diukur berdasarkan harta yang dimiliki, namun dengan bekal ilmu yang dimilikinya lah yang mampu mengangkat derajat  perempuan. Perempuan mampu bangkit dengan kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki. Kecerdasan yang dimiliki seorang perempuan dapat meningkatkan kemajuan di era milenial ini.

Perempuan milenial memiliki berbagai karakteristik. Karakteristik pertama yaitu memiliki karir yang tinggi. Banyak anggapan bahwa perempuan yang memiliki karir yang tinggi akan menimbulkan lelaki minder untuk mendekati. Hal tersebut adalah pola pikir yang salah. Pola pikir yang harus ditanam adalah karir tinggi yang dimiliki oleh seorang perempuan adalah hal yang harus diapresiasi dan diperjuangkan. Perempuan milenial dengan karir tinggi memiliki bekal ilmu dan pengetahuan yang luas.

Karakteristik kedua adalah pekerja keras dan memiliki semangat yang tangguh. Perempuan milenial memiliki jiwa kerja keras dan semangat yang tinggi untuk berkarya tanpa batas dan membuktikan pada dunia bahwa perempuan juga mampu berpartisipasi dalam memajukan segala aspek. Salah satu contoh tokoh yang memiliki semangat tinggi adalah RA Kartini, beliau dapat dijadikan motivasi bagi kaum milenial agar percaya diri bahwa perempuan itu bisa melakukan segala hal, termasuk pemimpin. Knci utama dalam hal ini adalah memiliki jati diri dan ilmu yang bermanfaat.

 

Upaya untuk meningkatkan jiwa milenial adalah terus berkarya dan melakukan berbagai inovasi. Perlu ditanamkan sikap berani, disiplin dan tangguh dalam memperjuangkan sesuatu. Tanamkan sebuah keyakinan bahwa apabila menginginkan sesuatu, maka harus berjuang dari awal hingga bertemulah titik sukses.

 

Share:

KISAH INSPIRATIF BERLAKU ISTIQOMAH

 

sumber: kama.id

Oleh : ShofiyaturRosyidah

 

            Dalam beribadah kepada Allah swt perlu yang namanya istiqomah, karena sebagaimana kita ketahui bahwa tingkat keimanan seseorang itu terkadang naik dan turun (Yazid wayankus) maka berlaku istiqomah perlu dilatih dalam diri seseorang, karena tidak banyak orang yang mencoba untuk hijrah atau mencoba menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, akhirnya terpeleset karena tidak istiqomah dan kembali pada perbuatan sebelumnya lagi.

“Istiqomah terlihat gampang namun sulit untuk dilaksanakan”

            Istiqomah terlihat gampang namun sulit untuk dilaksanakan, karena istiqomah perlu didasari niat yang lurus, serta tekad yang bulat dan sungguh-sungguh. Bahkan ada ulama yang mengatakan kalau istiqomah itu adalah lebih baik dari pada 1000 karomah, hal ini nampak bahwa tidak semua orang yang dapat berlaku istiqomah, nyatanya dalam berhijrahpun yang paling sulit untuk dilakukan adalah istiqomahnya. Nyata adanya di akhir-akhir ini banyak dikalangan para artis, para pemuda yang memutuskan untuk berhijrah namun gagal dalam hal istiqomah, karena menjadi pribadi yang istiqomah itu banyak sekali tantangan dan godaannya.

Lantas apa yang dimaksud dengan istiqomah ?

            Istiqomah adalah konsisten dalam melakukan kebaikan. Istiqomah harus teguh pada satu pendirian dan tidak tergoyahkan dalam berbagai rintangan untuk mendapatkan Ridha Allah swt. Orang yang beristiqomah selalu kokoh dalam menjaga kaidahnya, dan orang yang Istiqomah tidak akan tergoyahkan keimanannya dalam menjalani tantangan hidupnya.

Istiqomah melahirkan tauhid atau keyakinan kepada allahswt, karena istiqomah erat kaitannya dengan perasaan diawasi oleh allah swt. Orang yang istiqomah tidak mungkin meninggalkan sesuatu yang ia dirikan dikarenakan tidak ada yang melihatnya, tapi orang yang bertekad istiqomahdimanapun, kapanpun, ada yang melihat atau tidakpun bukan menjadi halangan untuk ia melaksanakan apa yang ia yakini dan ingin ia dirikan.

Kisah inspiratif tentang buah dari berlaku istiqomah

            Mungkin kita sering mendengar tentang kisah inspiratif tentang buah dari berlaku istiqomah, dianataranya yaitu kisah sahabat rasul saw yakni bilal bin rabbah, kisah ini terkenal  bahwa selepas salat subuh berjamaah, Rasulullah memanggil Bilal dan bertanya kepadanya “katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang paling besar pahalanya yang kamu kerjakan dalam Islam? Karena sesungguhnya aku mendengar hentakkan sandalmu di surga.” Suara sandal Bilal terdengar oleh Rasulullah ketika ia berada di surga pada malam Isra’ Mi’raj. Bilalpun menjawab “Setiap aku berwudhu, kapanpun itu, baik siang maupun malam, aku selalu melakukan salat dengan wudhu tersebut,” jawab bilal. Jadi bilal merupakan orang yang selalu menjaga kesehariannya dengan berwudhu, setiap wudhunya itu batal, maka ia akan berwudhu lagi kemudian melakukan salat dua rakaat setelah wudhu tersebut.

            Kemudian kisah seorang pemuda yang senantiasa istiqomahshalatshubuh, yang mana kisah ini diceritakan oleh Khalid al-Jubair seorang dokter konsultan penyakit jantung di Riyadh. Bahwa beliau suatu hari melihat pasennya yang menjelang sakaratul maut, sebelumnya beliau tahu kalau pasen tersebut merupan seorang yang rajin shalat subuh berjamaah, menjelang kematiannya dokter kholid melihat pemuda itu memegang tangan perawat, sedangkan perawat itu mendekatkan telinganya ke mulut sang pasien yang sedang berbisik kepadanya, Beberapa saat kemudian pemuda itu melepaskan tangan sang perawat, kemudian mengucap, “AsyhaduanlaailaahaillallahwaasyhaduannaMuhammadar Rasulullah” , dia berulang kali membacanya sampai dia meninggal dunia. Dan perawat itu pun menangis, drkholid  heran melihat perawat itu menangis, karena ini bukan pertama kali dia melihat orang meninggal atau sekarat, ketika dia agak tenang, dokterpin  bertanya, “Apa yang dibisikkan pemuda itu kepadamu dan kenapa kamu menangis..?” dia menjawab, “dokter khalid, ketika dia melihat anda menyuruh saya untuk segera menanganinya serta anda mondar-mandir, dia tahu bahwa Anda adalah orang yang bertanggung jawab merawatnya, lalu dia memanggil saya dan berbisik, “katakan kepada dokter jantung itu, janganlah dia menyusahkan diri sebab aku ini sudah mati. Demi Allah, aku sungguh melihat bidadari dan aku melihat tempatku di surga.” Kemudian dia melepaskan tangan saya.

Note

Demikian kisah-kisah atau cerita inspirasi tentang orang orang yang berlaku istiqomah. Oleh karena itu istiqomah itu penting bagi seorang muslim, karena amalan yang dilakukan secara berkelanjutan akan menjadi ladang pahala dan menjadi perantara dalam mendekatkan diri kepada Allah, juga akan memperbesar ketaatan terhadap segala perintah Allah. Amal yang kontinyu pasti berat dilakukan. Tapi, itu biasanya terjadi hanya pada awalnya saja. Ibarat memutar sebuah roda, terasa berat hanya pada awal putaran tapi pada putaran kedua dan ketiga-nya, roda itu akan lebih mudah diputar. Demikian juga dengan kondisi jiwa manusia. Wallahu’alam.

            Sejatinya tujuan hidup dalam islam  adalah untuk beribadah kepada Allah,  bersikap istiqomah dalam beribadah bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan pahala, mendekatkan diri kepada allah, dan masuk surga. Karena itulah,  kita sebagai pemeluk agama islam perlu memupuknya agar dalam diri kita tumbuh sifat yang istiqomah dan menjadi pribadi yang taat beragama dan beribadah kepada Allah.

Share:
recent

Recent Posts

Total Pengunjung

Kritik dn Saran

Nama

Email *

Pesan *