UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Rabu, 18 Agustus 2021

Cintaku Negri


 

Oleh : Sukma Ayu

Cintaku negri

Cintaku tanah air

Cintaku bahasa dan bangsa

Lebur dalam lautan jiwa membara

 

Inilah detik-detik tonggak bangsa

Lahir suatu bangsa yang merdeka

Di atas masa depan dan kejayaan nyata

Menoreh bukti diatas belahan dunia

 

Perjalanan sejarah kemerdekaan terbayang megah

Atas selaksa perjuangan dan jerih payah

Tegak kukuh berdiri di atas tumpahan darah

Jiwa-jiwa patriot menoreh kisah

 

Share:

Menyambut Ramadan Bersama Teman-teman di Kota Perantauan

 


 

Nurul Yaqin

irulbingong45@gmail.com

Abstrak

Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua umat islam. Disamping bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa kuga banyak kegiatan yang hanya ada pada bulan Ramadhan. Seperti halnya sholat tarawih dan zakat fitra. dimana sholat tarawih merupakan sholat sunnah yang hanya ada pada bulan Ramadhan dengan jumlah rakaat yang memiliki penafsiran yang berbeda di kalangan ulama’. sedangkan zakat fitrah merupakan salah satu rukun islam yang hanya boleh dilakukan pada bulan Ramadhan. Zakat fitrah memiliki waktu tertentu serta tidak semua orang berhak menerimanya.

Kata kuci: Ramadhan, Tarawih, Zakat Fitrah.

 

Pendahuluan

Bulan ramadan merupakan bulan yang berbeda dari bulan-bulan yang lain. Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Pada bulan Ramadhan ummat islam menjalankan ibadah puasa selama selama satu bulan yang terdiri dari 29-30 hari dan pada bulan ini juga wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammada SAW. Ummat islam menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bulan ini.

Kata Ramadan berasal dari bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Bangsa Babilonia yang budayanya pernah sangat dominan di utara Jazirah Arab menggunakan penghitungan tahun berdasarkan bulan dan matahari sekaligus. Bulan kesembilan, yaitu bulan Ramadan selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Namun, ketika umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, dimana jumlahnya rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis Matahari. Dengan demikian bulan Ramadan tidak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Makna dari kata ramdhan lebih dipahami sebagai kiasan yang merujuk padaorangberpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Diharapkan dengan melakukan ibadah Ramadan maka dosa-dosa yang telah kita lakukan menjadi hangus terbakar dan orang yang berpuasa tak lagi berdosa.

Pembahasan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dengan ibadah yang pahalanya dilipat gandakan. Banyaknya pahala yang dapat diperoleh pada bulan Ramadhan serta ditunjang dengan kegiatan yang hanya ada pada bulan itu menjadikan ummat islam lebih bersemangat dalam beribadah dan bergembira menyambut bulan Ramadhan. Disamping itu kegiatan ibadah yang hanya ada di bulan Ramadhan diantaranya. seperti sholat tarawi dan zakat fitrah.

Sholat Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan sholat tarawi adalah selepas sholat Isya’ dan biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid. Rasulullah  melakukan sholat tarawih secara berjemaah dalam tiga kali kesempatan. Hadis menyebutkan bahwa Rasulullah kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut salat Tarawih akan diwajibkan kepada umat muslim. Sehingga nantinya dihawatirkan akan memberatkan ummatnya. Sebagaimana hadist berikut;

"Dari Aisyah Ummil Mu’minin ra: sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam hari salat di masjid, lalu banyak orang salat mengikuti beliau, beliau salat dan pengikut bertambah ramai. Pada hari ketiga dan ke-empat orang-orang banyak berkumpul menunggu beliau, tetapi Nabi tidak datang ke masjid lagi. Ketika pagi-pagi, Nabi bersabda: 'Sesungguhnya aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali kalau salat ini diwajibkan pada kalian.' Siti Aisyah berkata: 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadan.'"[1]

Sholat tarawi merupakan sholat sunah yang dilakukan ummat islam khusus hanya pada bulan Ramadan.Dalam melaksanakan sholat tarawih, terdapat perbedaan jumlah rakaat sholat tarawih. Perbedaan jumlah rakaat sholat tarawih tidak menjadi masalah bagi ummat islam. Umat Islam melaksanakan sholat tarawih dengan jumlah rakaat sesuai keyakinan masing-masing. Meski ada perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam tetap bersatu dan tidak saling menyalahkan.

Para ulama’ memiliki beberapa penafsiran mengenai perbedaan jumlah rakaat sholat tarawih. Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, Imam Asy Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa sholat tarawih paling afdal sebanyak 20 rakaat. Adapun Sebagian ulama’ yang berpendapat tarawih itu 36 rakaat. Sedangkan kalangan yang mengungkapkan tarawih itu 8 rakaat mendasarkan pada hadis berikut.

"Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah, 'Bagaimana sholat Nabi Muhammad di bulan Ramadhan?' Aisyah menjawab, 'Beliau tak menambah pada bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat, sholat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas sholat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya, Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Beliau menjawab, "Mataku tidur, tapi hatiku tidak."[2]

Perbedaan mengenai jumlah rakaat sholat tarawih lebih disebabkan perbedaan cara pandang dalam memaknai hadist.Yang patut kita diketahui, tidak ada hadist Rasulullah SAW yang secara tegas menyebut jumlah rakaat sholat tarawih.

Adapun zakat fitrah ialah zakat yang harus ditunaikan oleh seluruh ummat islam yang telah memiliki kemampuan untuk menunaikannya. Zakat fitrah berarti menyucikan harta, karena setiap harta yang dimiliki manusia ada sebagian hak orang lain. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi seorang hamba yang beriman kepada Allah untuk tidak menunaikan zakat fitrah. Zakat fitrah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan, orang yang merdeka atau budak, anak kecil atau orang dewasa. Hal ini merupakan perkara yang telah disepakati oleh para ulama’.

Umat Islam yang berkecukupan wajib memberikan zakat fitrah di bulan Ramadhan. zakat fitrah merupakan bentuk ibadah yang dilakukan umat Islam hanya pada bulan Ramadhan. Pelaksanaan Zakat fitra di bulan Ramadhan juga memiliki waktu tertentu dan memiliki ketentuan dalammelaksanakannya. Waktu pengeluaran yaitu saat bulan ramadhan menjelang idul fitri. Pada prinsipnya, zakat fitrah haruslah dikeluarkan sebelum sholat idul fitri dilangsungkan. Hal tersebut yang menjadi pembeda zakat fitrah dengan zakat lainnya. Adapun orang yang wajib menerima zakat fitra diantaranya; orang fakir, miskin, mualaf, amil, Riqab / Memerdekakan Budak, Gharim (Orang yang Memiliki Hutang), Fi Sabilillah, Ibnu Sabil.

Pemberian zakat fitrah dilakukan pada bulan Ramadhan. Waktu pengeluaran zakat fitrah ini terdapat beberapa perbedaan pendapat dari imam yang empat. Imam Syafi’i berpendapat bahwa zakat fitrah boleh diberikan dari awal bulan Ramadhan. Abu Haanifah membolehkan zakat fitrah diberikan sebelum bulan Ramadhan. Imam Malik dan Ahmad berpendapat bahwa zakat fitra tidak boleh dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Adapun para imam yang empat sepakat bahwa waktu ppengeluaran zakat fitra bileh dilakukan duahari sebelum hari raya hingga sebelum melakukan sholat sunnah idul fitri.[3]

Kesimpulan

Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua umat islam. Disamping bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa kuga banyak kegiatan yang hanya ada pada bulan Ramadhan. Seperti halnya sholat tarawih dan zakat fitra. dimana sholat tarawih merupakan sholat sunnah yang hanya ada pada bulan Ramadhan dan zakat fitrah merupakan salah satu rukun islam yang hanya boleh dilakukan pada bulan Ramadhan.

Sholat tarawih dan zakat fitrah memiliki ketentuan dalam melakukannya. Ketentuan yang ada pada terdapat perbedaan penafsiran di kalangan ulama’, sehingga kita tidak boleh tuduh menuduh dan saling menyalahkan. Perbedaan yang ada sama-sama memiliki dasar yang kuat sehingga kitab oleh melakukan dan menjalankan pendapat yang mana saja sesuai dengan keadaan kita.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahsan, Aulia, Ivan.  2019.  "Sejarah Tarawih Bermula dari Kasih Sayang Rasulullah pada Umatnya", https://tirto.id/dGZR. Diakses pada tanggal 19 april 2021; 08:28.

 

”ContohRasulullah Mengenai Sholat Tarawih”.https://www.liputan6.com/ramadan/read/4240855/contoh-rasulullah-mengenai-sholat-tarawih. Diakses pada tanggal 19 april 2021; 08:50.

Shiddieqy, Hasbi, Muhammad. “HUKUM-HUKUM FIQH ISLAM TINJAUAN ANTAR MAZHAB”. PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA, Semarang.



[1] Ahsan, Aulia, Ivan.  2019.  "Sejarah Tarawih Bermula dari Kasih Sayang Rasulullah pada Umatnya", https://tirto.id/dGZR. Diakses pada tanggal 19 april 2021; 08:28.

[2] ”Contoh Rasulullah Mengenai Sholat Tarawih”. https://www.liputan6.com/ramadan/read/4240855/contoh-rasulullah-mengenai-sholat-tarawih. Diakses pada tanggal 19 april 2021; 08:50.

 

[3] Shiddieqy, Hasbi, Muhammad. “HUKUM-HUKUM FIQH ISLAM TINJAUAN ANTAR MAZHAB”. PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA, Semarang.

Share:

Keep Spirit with Your Choice

 


Oleh : Cyntia Alviani

Dizaman yang serba canggih ini tak dapat dipungkiri pendidikan adalah salah satu aspek yang amat dinilai dalam jenjang karier dimasa depan. Hal ini menjadi salah satu minat generasi muda untuk terus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Mereka meyakini bahwa dengan pendidikan yang baik akan mengubah ekonomi kehidupan yang mereka jalani. Selain mendapat wawasan baru, mereka mendapatkan berbagai relasi, pengalaman berorganisasi serta mereka dapat merencanakan karir lebih baik.

Dengan pendidikan atau gelar yang diraih memudahkan mereka dalam mencari pekerjaan. Karena kebanyakan perusahaan atau instansi akan lebih mudah menerima karyawan dengan latar belakang yang baik unuk menempati suatu posisi yang akan ditempatinya nanti. Namun, untuk diterima didalam sebuah perusahaan atau instansi yang baik tak cukup hanya pendidikan yang harus dimiliki, kemampuan atau skill juga harus dimiliki untuk menunjang sebuah pekerjaan yang akan dilakukan. Itulah kenapa pendidikan menjadi salah satu hal yang penting bagi generasi muda sekarang.

Tetapi disisi lain, tak banyak pula anak muda memilih untuk bekerja.Bukan alasan tidak mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, namun karena adanya masalah dalam perekonomian sehingga mereka memilih untuk bekerja. Mengingat tidak semua orang tua bisa membiayai mereka dalam mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, mereka memilih untuk bekerja agar bisa meringankan beban yang ditanggung orang tua mereka.

Selain alasan perekonomian keluarga menjadi salah satu faktor anak tidak melanjutkan pendidikan, minat anak terhadap sebuah bisnis tidak bisa diabaikan. Terkadang anak lebih menyukai hal-hal yang lebih menantang untuk dicoba salah satunya adalah merintis sebuah usaha. Hal ini menjadikan anak berpikir diluar para anak pada umumnya sehingga mereka meyibukkan diri untuk merencang usaha disisi lain teman-temannya meyiapka diri untuk seleksi perguruan tinggi.

Namun bagi anak muda sekarang memilih melanjutkan pendidikan ataupun bekerja jangan jadikan masalah bagi kalian. Jangan hanya menuruti gengsi yang pada akhirnya akan disesali. Pilihlah betul-betul sesuai kemampuan diri kita sehingga akan menghasilkan sebuah kebanggaan bagi diri kita sendiri dan tentunya orang tua kita yang telah membesarkan diri kita. Kita sebagai generasi muda harus yakin dengan pilihan kita karena setiap pilihan yang kita ambil akan menentukan masa depan kita. Tetap semagat untuk kalian yang memilih bekerja, berusah, bekerja keraslah, jangan pantang menyerah karena usaha tidak akan pernah menghianati. Dan untuk kalian yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, belajarlah denga serius, hargai setiap kerja keras orang tua kalian yang telah membiayai pendidikan kalian hingga saat ini, ingatlah bahwa masih banyak orang diluar sana yang ingin bersekolah namun tidak bisa.

Pesan dari saya jangan jadikan orang lain sebab kamu tidak mencapai apa yang kamu inginkan, salahkan dirimu sendiri karena ketidakmampuan kalian, dan jangan terlalu berlarut dengan kesedihan, gantikan kesedihan dan keterpurukan itu dengan usaha yang akan membuat kita bangga dengan hasilnya walaupun sebuah usaha kecil.

Cyntia Alviani

 

Share:

Teater dalam Bingkai Matematika



 Oleh : Ahmad Jaelani Yusri

Baru-baru ini salah satu maestro seniman Sudjiwo Tedjo beserta seniman lainnya menampilkan sebuah drama musikal berjudul Dongeng Djiwo . Uniknya pertunjukan ini diselenggarakan dengan virtual mengingat pandemi yang belum usai . Selama dua jam penonton dijamu dengan tarian, musik dan drama yang apik nan meriah .

Dilihat dari jenisnya , pertunjukan virtual “ Dongeng Djiwo” diklasifikasikan kedalam seni  Teater. Beradu dialog , intonasi suara disertai mimik muka yang ekspresif  menjadi daya tarik tersendiri bagi kesenian ini.

 Teater telah ada sejak jaman yunani kuno dan dalam bahasa mereka disebut “theatron “ yang berati tempat atau gedung pertunjukan. Di mana "theatron" terbentuk dari kata "theaomai" yang berati melihat.

 Tapi taukah anda ? bahwa teater memiliki makna  filosofi yang beragam . Salah satunya filosofi tentang matematika yang penulis ambil dari guru teater saat SMA dulu. Bukan berarti dalam pertunjukan teater , pemain harus hafal rumus lalu menghitung terlebih dahulu. Tapi ada makna tersirat dibaliknya.

Dalam operasi bilangan matematika baik penjumlahan , pengurangan , perkalian maupun pembagian . Suatu hasil bisa didapat dari berbagai macam metode dan cara .

Contohnya ketika 5+5=10 (angka 10 adalah hasil operasi penjumlahan) ,maka 10 bisa didapat juga dari 2x5 = 10 , atau juga 1 : 0,1 = 10  . Angka  sepuluh adalah hasil perhitungan , adapun cara untuk mendapatkannya dapat dengan berbagai macam cara . Ada cara kesatu , kedua , ketiga dan seterusnya.

            Begitu pula dengan seni teater , hal ini menunjukan bahwasanya pemain dalam mengungkapkan sesuatu , dia akan memperpanjang apa yang dimaksud dan tidak langsung  pada tujuan .

Pemainnya dituntut untuk kreatif dalam menyajikan penampilan demi tercapainya satu tujuan yaitu menghibur penonton dengan segenap amanat yang tersirat didalamnya . Tidak hanya dengan alur  akting yang tertulis dinaskah , tapi pemain juga dituntut untuk berpikir inovatif dan kreatif manakala jika ada dialog yang lupa maupun  salah ucap . Dalam hal ini kita sebut dengan improvisasi.

            Dengan demikian penampilan teater tidak akan menjadi monoton alias membosankan karena pemain punya sesuatu yang out of the box saat melakukan pertunjukan dan mampu menarik perhatian penonton khususnya.

Share:

Senin, 02 Agustus 2021

Kemauan yang kuat

sumber : wallpaper.id


Destina Fitria Sasmita

Hai… Aku Destina. Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahku adalah seorang buruh tani, beliau bekerja meng garap lahan yang bukan milik sendiri. Pekerjaan ayahku bisa dibilang musiman, Kadang jika musim kemarau tidak ada yang menawarkan pekerjaan. Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga, terkadang juga mengisi kegiatannya dengan menjahit. Ayah dan ibuku tidak cukup kuat lagi karena mereka hampir kepala enam sehingga tidak bisa bekerja terlalu keras lagi. Kakak pertamaku sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Sedangkan kakak kedua ku bekerja di Surabaya, dialah yang menjadi tulang punggung keluargaku saat ini. 

Aku tinggal di sebuah daerah di kaki gunung lawu. Masyarakat disini hidup dengan sederhana, termasuk dengan tingkat pendidikannya. Jarang sekali ada kaum muda yang melanjutkan ke tingkat perkuliahan, jika ada pun itu pasti dari keluarga yang berada. Kaum muda yang telah lulus pendidikannya di tingkat SMA, mereka tertuju pada dunia kerja. Pikir mereka jika sudah lulus SMA harus membantu orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan bekerja. Begitu juga yang terjadi pada keluargaku, kedua kakak ku lebih memilih tidak melanjutkan ke tingkat perkuliahan, bukan karena mereka tak ingin kuliah, namun keadaan yang memaksa semua ini.

Dari kecil aku selalu bersekolah di sekolah yang sederhana dengan biaya yang sangat terjangkau, bahkan tak jarang aku mendapat bantuan untuk biaya sekolahku. Dulu aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri “apakah kelah aku bisa melanjutkan kuliah?”. Namun orang-orang disekitarku selalu mendukungku untuk kuliah, tapi tidak keluargaku. Yaa karena keterbatasan ekonomi yang kami hadapi.

Semasa sekolah aku selalu berusaha yang terbaik untuk meraik prestasi akademik. Berharap dengan ini aku bisa mewujudkan cita-citaku. Aku selalu bersaing dengan teman sekelasku dalam pelajaran. Aku sering mendapat juara kelas, aku berharap ini bisa jadi kebanggan tersendiri pada keluargaku. Pernah beberapa kali aku mengikuti perlombaan tapi selalu gagal.

Alhamdulillah pada saat bersekolah di tingkat SMA aku selalu mendapat kesempatan untuk tau lebih banyak tentang dunia perkuliahan dari guru-guru ku. Dan dari situ aku bertekad untuk berusaha masuk kuliah dengan tidak membebani orangtua ku. Bermula dari situ aku mulai diarahkan untuk bisa masuk di dunia perkuliahan dengan gratis.

Awalnya pada saat pendaftaran aku tidak bercerita kepada orangtua ku. Aku mengikuti semua ujian jalur masuk PTN, aku sangat berharap ada satu kesempatan yang membawaku masuk ke dunia perkuliahan. Aku masih sangat ingat, saat itu pengumuman diterima menjadi mahasiswa baru lebih dulu dibanding pengumuman penerima bidikmisi. Pada saat pengumuman diterima menjadi mahasiswa baru, aku memberanikan diri untuk memberitahukan pada ayahku. Saat itu ayahku kaget kemudian memberitahu semua anggota keluarga.

Malam itu rasanya dingin dan air mataku tumpah tak tertahankan lagi. Semua tidak setuju jika aku melanjutkan kuliah, hanya ibuku saja yang tidak menolak, entah ibuku setuju atau hanya ingin meringankan pikiranku. Kemudian dengan pembicaraan Panjang, malam itu juga diputuskan bahwa jika aku tidak menjadi penerima bidikmisi maka aku tidak boleh berkuliah. Saat itu hatiku sangat kecewa tapi apa boleh buat jika keadaan yang memaksa ini semua terjadi. Dari kejadian itu, aku mulai menata hati dan berusaha merelakan apapun yang terjadi. 

Sambil menunggu pengumuman penerimaan bidikmisi, aku memutuskan untuk mencari pekerjaan sementara agar memiliki kegiatan untuk mengisi waktuku, karena ketika itu aku sudah libur sekolah dan memiliki banyak waktu libur. Tak lama aku mendapat pekerjaan sebagai pramuniaga di sebuah toko yang lumayan besar dan tak jauh dari rumahku. Saat itu aku sudah pasrah apapun yang terjadi akan aku terima dan aku harus tetap melanjutkan jalan hidupku.

H-1 pengumuman penerima bidikmisi, malam itu aku tidak bisa tidur karena kakak kedua terus mendesakku agar tidak kuliah. Di satu sisi ternyata kakak pertamaku mencari informasi pada salah satu kerabat jauhku yang memiliki saudara yang juga berkuliah di UIN Malang tentang bidikmisi. Aku sangat ingat, saat itu pukul 11 malam, tiba-tiba kakak ku datang dan memberitahukan bahwa namaku tertulis di daftar penerima bidikmisi. Saat itu aku hanya mematung tidak percaya, namun rasanya luar biasa bahagia. Saat kakakku memberitahukan pada keluargaku, ayah dan ibuku ikut senang dan langsung setuju jika aku kuliah.

Dengan adanya bidikmisi, aku sangat terbantu karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berkuliah juga tidak perlu membebani orangtua. Aku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu mahasiswa yang paling beruntung dan aku tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ini. Aku yakin ini semua berkat doa dari orangtuaku, walaupun mereka hanya diam, percayalah bahwa semua orang tua akan berharap dan mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Jadi untuk kalian yang memiliki keterbatasan dalam hal apapun termasuk biaya, jangan pernah menyerah dan jangan pernah berhenti berjuang. Kalian harus ingat “akan ada tantangan yang berat di setiap perjalanan yang hebat”. Menjadi mahasiswa Bidikmisi bukan semata-mata kuliah, namun kita juga harus bertanggungjawab atas keputusan yang kita ambil, seperti harus memenuhi syarat-syarat selama berkuliah. Jangan lupa kalo udah diberi kesempatan, manfaatkan dengan baik dan penuh tanggungjawab ya…

Jika semua itu sudah menjadi takdir kita, pasti Allah akan menunjukan jalan menuju kesana. Dan jika kalian sudah diberi kepercayaan jangan pernah mematahkannya. Niat adalah penentu seberapa besar usaha yang harus kita lakukan. Jangan patah semangat ya, banyak jalan menuju Roma. Jangan lupa juga selalu minta doa kepada orangtua dan buatlah orangtua bangga kepadamu. Thank you and See you...


Share:

Bertahan Meraih Impian di Tengah Pandemi dengan Bekerja

sumber: bbc.com

Oleh Fitri Nofita Sari

Akhir-akhir ini Indonesia mengalami Pandemi. Yaitu menyebarnya Covid-19 yang berasal dari WuhaN, China. Terhitung sejak 2019 sampai sekarang masih berlangsung, ditambah lagi keluarnya virus varian terbaru dan bertambahnya korban. Sehingga pemerintah Indonesia mengumumkan adanya PPKM Se-Jawa Bali. Arti PPKM yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Kegiatan ini memberlakukan penutupan took-toko dan tempat ramai ditutup pukul 20.00 WIB. Selain itu penutupan jalan, sehingga terjadi macet dan harus melewati jalan alternative yang jauh. 

Banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya PPKM ini. Salah satunya yaitu kesulitan dalam bekerja karena jalanan ditutup, keuangan berkurang baik berjualan maupun kariyawan swasta karena jam bekerja berkurang tidak seperti biasanya. Hal tersebut juga saya rasakan sejak 2019 yaitu awal terjadinya Covid-19. Ayah saya adalah seorang ojek di depan Bndara Adi Soemarmo, Solo. Akan tetapi karena dampak Covid-19 penumpang sepi karena hanya sedikit yang naik pesawat. Lalu, sebagai seorang anak saya juga ikut berfikir bagaiamana cara membantu orang tua saya agar bisa menghasilkan uang.

Saya memutuskan untuk mengajar les privat dengan terlebih dahulu mengikuti bimbel atau bimbingan belajar. Lambat laun saya bisa mendapat murid pribadi. Dengan ridha Allah dan kedua orangtua saya menjalani hal ini sambal kuliah dan akhirnya bisa membantu perekonomian kedua orangtua saya. Meskipun saya adalah Mahasiswa Bidikmisi tidak seharusnya menggantungkan harapan pada beasiswa ini. Dengan hal tersebut saya bisa lebih mandiri dan mengetahui bagaimana lelah dan capek dalam bekerja.

Menjadi seorang guru privat dibutuhkan sebuah kesabaran dan keahlian. Awalnya saya hanya menjadi guru privat matematika karena saya jurusan matematika, akan tetapi saya ditawari untuk mengajar semua maple namun  tingkat Sekolah Dasar. Saya mengambil kesempatan itu agar saya mendapatkan sebuah pengalaman. Dengan hal ini selain mengejar impian yaitu kuliah saya dapat membantu orang tua dan juga mendapatkan sebuah pengalaman bekerja yang berharga selain itu ilmu yang saya miliki bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.

Saya menjalani kegiatan menjadi guru privat selama kurang lebih 1 tahun. Berhentinya menjadi guru privat karena saya tidak memiliki kendaraan, sepeda motor ayah saya sudah diambil yang punya sehingga saya memutar ide lagi bagaimana agar bisa membantu orangtua.

Awalnya saya melamar kerja di Toko Pakaian. Tuhan belum memberikan rezeki disitu. Lalu saya melamar kerja di Pabrik Rokok Gudang Garam di Kartasura berkat teman saya yang bekerja disana Alhamdulillah saya bisa diterima dan saya diajak berangkat bersama sehingga saya tidak perlu repot menggunakan ojek online.

Sudah 1 bulan saya bekerja disana dengan dibumbui capek dan bau tembakau saat pulang bekerja. Selain uangnya untuk kebutuhan keluarga saya juga mengumpulkan uang untuk membeli laptop agar saat semester 5 nanti saya bisa menggunkan untuk kuliah. Karena di jurusan saya perlu spesifikasi laptop yang lebih tinggi untuk keperluan membuat sebuah program computer, baik untuk mathlab, phyton dan lain sebagainya.

Untuk itu saya berjuang untuk terus kuliah sambal bekerja. Bukan hanya demi masa depan tapi juga orangtua saya. Sehingga itulah sebuah bakti seorang anak, untuk bisa memberikan sebuah kebahagiaan kepada orangtua dengan cara masing-masing. Karena Allah akan memberikan sebuah jalan bagi seseorang yang berusaha dan berdoa. Allah akan menunjukkan jalanya dan kita harus mensyukuri agar nikmat tersebut ditambah oleh Allah SWT.


Share:

Kisah Dari Orang yang Menyia-nyiakan Kesempatan

Sumber : wallhere.com


Oleh: Latifatuz Zahro

Suatu kebanggaan dapat menjadi bagian dari keluarga Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Bahkan bisa dikatakan sangat istimewa. Dari nama kampusnya sudah jelas apa visi dan misinya. Ya betul, menjadi kampus yang tak terlepas dari nilai-nilai agama Islam. Menjadikan mahasiswa memiliki karakter Ulul Albab atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya "orang yang mempunyai akal". 

Saya akan bercerita mengenai kisah hidup yang berkelok-kelok seperti jalan di area pegunungan, meskipun sebenarnya tidak sedramatis itu juga, hingga saya dapat menempuh pendidikan di UIN Malang. Saya lahir dan dibesarkan di daerah yang bernama Bumi Arema  alias Malang. Daerah yang memiliki segudang julukan lainnya yang apabila dihitung dengan jari perlu meminjam jari orang lain juga. Tapi jangan slah sangka saya bertempat bukan di kota tapi di kabupaten Malang tepatnya di desa Kalipare. 

Secara geografis Kalipare berbatasan dengan Blitar tapi yang bagian selatan, bahkan tak jarang juga ketika saya memperkenalkan kalipare dianggapnya Pare, Kediri. Sektor yang terkenal dari Kalipare adalah hasil pertaniannya terutama tebu, singkong, padi. Akses menuju desa Kalipare dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor, hanya saja jika pulang pada malam hari terkesan horor karena kanan kiri jalan masih berupa hutan. Singkatnya saya adalah anak desa.  Pasti kalian tahu saya yang hanya anak desa yang bisa makan cukup setiap hari saja sudah Alhamdulillah. Jika melanjutkan pendidikan lanjutan pasti akan sulit untuk dilakukan karena biaya kuliah itu mahal. Belum UKT (Uang Kuliah Tunggal), biaya kos, biaya makan, beli buku, dan hal pendukung lainnya. Jadi saya mengikuti seleksi penerimaan yang menyediakan beasiswa. 

Saya sebenarnya tidak pernah bermimpi akan berkuliah di UIN bahkan terbesit pun, tidak. Selama masa mejadi siswa impiannya saya adalah berkuliah di Universitas Negeri Malang (UM) mengambil jurusan yang berbau sains. Saat mengikuti  seleksi di universitas negeri melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, SNMPN karena kursi beasiswa bidikmisi lebih banyak. Dan dari seleksi tersebut hasilnya saya tidak lolos. Saya memutuskan untuk mendaftar di kampus swasta. Keinginan untuk harus kuliah di UM saya kubur dalam-dalam. Dalam fase tersebut keinginan saya hanya satu 'saya ingin kuliah'. Saya juga mendaftar di kampus swasta dan mendaftar beberapa beasiswa. Ada satu kampus yang menerima saya, namun saya tidak tertarik dengan jurusan yang saya ambil yakni, matematika di kampus tersebut sehingga saya tolak. Saya ini memang pecundang alasan penolakan saya adalah saya takut saat saya ambil saya akan jatuh dan tidak bisa untuk bangkit dalam artian tidak mampu menyelesaikan kuliah dan alasan kedua karena itu bukan kampus negeri misalkan saya terima saya takut saat saya tidak bisa bangkit akhirnya akan membebani orang tua saya.

Setelah kejadian yang penuh dengan air mata, hati yang sesak, kepala yang pening atas penolakan yang datang silih berganti padahal sudah berusaha sebaik mungkin. Dan menanyakan bahkan menyalahkan kehendak takdir kenapa teman saya yang nilai raportnya lebih rendah dari saya dapat diterima, yang belajarnya lebih keras saya, diterima, yang keluarganya lebih mampu dari keluarga saya dapat diterima di kampus yang bagus dan mendapat beasiswa pula. Tapi saya meyakinkan diri bahwa itu memang bukan rezeki saya. Akhirnya saya memutuskan untuk gap year (menunda kuliah).

Selama periode gap year saya kerja, meninggalkan tanah kelahiran saya. Terbang menuju pulau Nusa Tenggara tepatnya di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Untuk pertama kalinya saya pergi jauh dari orang tua, jauh dari Malang, jauh dari orang-orang yang saya kenal. Saya bekerja di  cabang toko  kacamata yang pusatnya sebenarnya di Malang hanya saja memang untuk 'anak baru' harus merasakan luar Jawa. Di tempat baru tersebut saya merasakan atmosfer yang berbeda. Dari mulai orangnya, kebudayaannya, cara bicara, bahasa yang digunakan, dan jangan lupakan harga sayuran yang bagiku mahal. Tapi dimana pun berada pasti akan tetap bertemu orang jawa sehingga saya dapat beradaptasi dan mendapatkan teman baru di sana. Di waktu luang saya belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi penerimaan kampus tahun depan. 

Hari pun berganti bulan dan pendaftaran seleksi masuk kampus pun kembali dibuka. Saya keluar dari pekerjaan saya yang sebenarnya kontraknya masih satu tahun lagi. Jadi saya melanggar kontrak, konsekuensi saya harus membayar denda yang setara dengan gaji saya dua bulan. Namun tak apa demi mimpi, uang dapat dicari lagi tapi kesempatan tidak selalu dimiliki. Untuk selanjutnya saya berjuang diantara tumpukan kertas mencari informasi melalui sosial media untuk mendapatkan teman seperjuangan dan informasi pendaftaran kampus. Saya menemukan informasi tentang bimbel gratis yang disebut "Santriversitas" harapan saya semakin besar, namun karena pandemi covid-19 menyerang. Program dibatalkan dan diganti dengan pelaksanaan secara online dengan sistem hanya beberapa kali pertemuan selama satu bulan. Dan saya akui itu tidak berdampak besar bagi saya. Namun poin plusnya saya mendapatkan teman-teman baru yang mau berbagi pengetahuan dengan saya.

Fase gap year lah baru berkeinginan untuk mengikuti seleksi di UIN melalui jalur UMPTKIN disamping juga mendaftar SBMPTN. Karena pandemi sistem ujian juga dirubah terutama ujian UMPTKIN. Ujian dilakukan melalui aplikasi dimana hasil kelulusan selain bergantung pada otak cerdas yang dimiliki individu masing-masing juga bergantung pada jaringan internet yang harus bersahabat. Ujian pun selesai, saya tidak berharap banyak untuk diterima di UIN karena ujiannya mencakup kemampuan keislaman terutama Bahasa Arab saya tidak bisa. Karena pendidikan saya adalah S3 (SD, SMP, SMA)  bukan M3 (MI, MTs, MA) ataupun campuran keduanya dan tanpa background pendidikan pondok pesantren.

Skenario Allah begitu indah, nilai UTBK ( tes untuk seleksi SBMPTN) saya tidak mampu menembus jurusan yang saya pilih di seleksi SBMPTN. Dan tes UMPTKIN yang saya anggap tidak mungkin diterima. Alhamdulillah membuahkan hasil. Akhirnya saya menjadi bagian dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di prodi Pendidikan Agama Islam. Doakan saya untuk lulus tepat waktu dan ilmu saya bermanfaat. Dan untuk kalian Jazakallahu khoiron Katsir.

Dari kisah saya ada beberapa yang bisa dijadikan pembelajaran. kalau saya menyimpulkan dan ini pesan juga untuk diri saya sendiri. Tentukan target dalam hidup dan cara-cara untuk mencapainya. Jangan jadi pecundang kita tidak tahu masa depan tugas kita hanya memastikan untuk melakukan yang terbaik, tidak akan diketahui batas kemampuan kita jika tidak mengambil resiko karena hidup adalah pengorbanan. Dan  untuk mendapatkan sesuatu pasti ada yang perlu dikorbankan. Apapun fase dalam hidup kita nikmati, syukuri, dan berdoa karena sejauh apapun jalan yang ditempuh, seterjal apapun, sesulit apapun Allahlah tempat kita berpulang.

Share:

Ber-Ambisi Dalam Mengenyam Pendidikan di Dunia Perguruan Tinggi

 

Sumber : kibrispdr.org

By : Moch. Sukron Makmun

            Disebuah desa kecil hiduplah sebuah keluarga besar yang harmonis yang beranggotakan ayah, ibu dan empat orang anak.Akan tetapi dari ke-empat saudara tersebut tiga orang kakak dari anak bungsu telah merajut dan membina keluarga masing-masing.Sehingga kakak-kakak dari anak bungsu tersebut tidak terlalu memerhatikan si-anak bungsu, sebab kakak-kakaknya telah memiliki kegiatan dan kesibukan masing-masing dalam mengurus rumah tangganya.Namun dalam hal ini si-anak bungsu memiliki ambisi yang begitu besar, dengan kemauan dan rasa ingin tahu.Demi mengangkat derajat, harkat dan martabat orang tuanya anak bungsu tersebut tetaplah berjuang dan berusaha untuk menggapai impiannya di dunia pendidikan.

            Sejak ia duduk dibangku sekolah SMK/Sederajat khususnya pada saat kelas X anak tersebut telah memiliki impian untuk melanjutkan atau mengenyam pendidikannya ketahap berikutnya yakni dunia perguruan tinggi. Walaupun pendidikan yang telah ia rajut berawal dari Sekolah Menengah Kejuruan/Sederajat (SMK/Sederajat). Ia tidak pernah putus asa dalam mencari ilmu didunia pendidikan,meskipun pendidikan yang dipelajari lebih banyak praktiknya daripada teorinya ia tetap berjuang dan bersemangat untuk berusaha, berdoa dan bertawakal kepada tuhan.

            Lambat laun waktu telah berlalu. Kini, ia telah duduk di kelas XII. Tanpa disadari kini impiannya telah berada didepan mata.Namun, iaharus mengalami nasib yang menimpa keluarganya. Ayah dari anak tersebut mengalami musibah, ayah anak itu terseret kedalam jeruji penjara, hal ini dikarenakan ayah dari anak tersebut membela keluarga dan dirinya sehingga terjadi suatu perkelahian terhadap saudaranya. Walaupun musibah sedang menimpa keluarganya,iamasih tetap teguh terhadap keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di dunia perguruan tinggi.Dikala itu pula, ketika ia mengikuti suatu pembelajaran dikelasnya. Guru yang merupakan wali kelasnya memberikan sosialisasi terhadap peserta didiknya mengenai peminatan yang diinginkan oleh peserta didiknya masing-masing. Guru tersebut memberikan dua pilihan antara melanjutkan pendidikannya di dunia perguruan tinggi ataupun bekerja. Seorang guru berkata, “anak-anak disini bapak akan menyampaikan mengenai peminatan kalian yakni terdapat dua pilihan antara menlenjutkan pendidikan kalian di perguruan tinggi dan juga bekerja”. Namun, ia si anak bungsu masih tetap berambisi untuk mewujudkan impiannya yaitu merajut sebuah pendidikan didunia perguruan tinggi. Ia menjawab perkataan seorang guru, “mohon maaf pak untuk saya sendiri mengenai hal yang demikian, saya lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan saya kejenjang yang lebih tinggi”.

            Ketika sepulang dari sekolah anak itu bercerita kepada ibu dan saudaranya mengenai sosialisasi yang telah diarahkan dan diberikan oleh seorang guru.Ia berkata kepada ibunya bahwasanya disekolah terdapat sosialisasi peminatan. “Bu, tadi pas waktu saya mengikuti pembelajaran dikelas, guru saya memberika sosialisasi peminataan”. Seorang ibu menjawab dengan satu pertanyaan, “ Nak, itu sosialisai yang disampaikan oleh gurumu berupa peminatan yang bagaimana ?”. lalu ia menjawab ibunya, “Bu, mengenai peminatan tersebut guru saya memberi dua pilihan yaitu antara melanjutkan pendidikannya di dunia perguruan tinggi atau langsung bekerja. Dan guru saya juga berkata demikian bu, jika langsung bekerja kalian juga sudah mempunyai bekal untuk bekerja.Akan tetapi bu, mengenai itu saya memilih untuk melanjutkan pendidikan saya di dunia perguruan tinggi”. Sang ibu menjawab dengan rasa bimbang dikarenakan sang ibu berfikir bahwa melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi membutuhkan dana yang besar. “Nak, megapa kamu memilih untuk melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi dan kenapa kamu tidak langsung bekerja saja?, ibu merasa kurang setuju nak sebab ibu tidak punya dana dan lagi pula ayahmu masih berda dibalik sel jeruji penjara”.

Anak itu merasa kurang puas dengan pendapat ibunya yang kemudian anak itu juga meminta pendapat dari ketiga saudaranya yang lain. Anak itu berkata, “Kak, saya itu pengen melanjutkan pendidikan saya kejenjang yang lebih tinggi, akan tetapi ibu merasa kurang setuju. Hal ini disebabkan karena ibu merasa tidak memiliki dana dan lagi pula ayah juga masih berada dipenjara kak. Kalau menurut kakak bagaimana apa saya harus melanjutkan pendidikan saya kejenjang yang lebih tinggi atau saya bekerja dulu ?”. dua kakak menjawab dengan pendapat yang sama ia berkata, “mengenai hal itu, menurut kakak pilih yang menurutmu terbaik saja dik”. Akan tetapi satu dari tiga kakaknya menjawab dengan pendapat yang berbeda, ia berkata “menurut kakak kamu bekerja terlebih dahulu dik, sehabis kamu kerja entar kamu bisa melanjutkan pendidikanmu ke jenjang yang lebih tinggi. Lagian kakak juga tidak bisa membatu dalam hal biaya jika kamu melanjutkan pendidikanmu.Akan tetapi, jika kamu bekerja terlebih dahulu kakak akan bantu biaya untuk kamu bekerja, sebab ketika kamu bekerja, kamu akan mengganti uang kakak”.Dari jawaban pendapat yang brbeda yang telah diberikan oleh kakaknya, anak itu merasa tersinggung dan sedih mendengar perkataannya. Namun anak itu sadar bahwa perkataan kakaknya juga benar sebab ibunya tidak akan mampu untu membiayai pendidikannya diperguruan tinggi. Akan tetapi anak itu tetap teguh dengan keputusannya.Keesokan harinya anak itu bercerita dengan gurunya untuk mendapatkan masukan darinya.Walaupun mendapat masukan dari gurunya anak itu tetap berambisi untuk melanjutkan pendidikannya, yang kemudian anak itu membuat janji terhadap gurunya untuk berkunjung kerumahnya bersama ibunya untuk memberikan penjelasan kepada ibunya bahwasanya pendidikan diperguruan tinggi itu terdapat banyak beasiswa salah satunya BIDIKMISI.Setelah mendapatkan arahan dan penjelasan dari seorang guru ibu anak tersebut mulai setuju bahwa anaknya akan mengenyam pendidikan dijenjang yang lebih tinggi.

Tidak lupa terhadap sosok seorang ayah anak itu ikut berkunjung ketika saudara anak itu menjenguk sang ayah dipenjara. Yang kemudian anak itu bercerita dan meminta izinnya serta doa dan restunya untuk melanjutkan pendidikannya di dunia perguruan tinggi. Ia berkata, “Ayah, saya ingin melanjutkan pendidikan saya diperguran tinggi. Ayah tidak perlu khawatir dengan biaya yang saya butuhkan yah, akan tetapi saya butuh izin dan restu dari ayah”. Ayah menjawab, “baiklah, nak jika itu sudah menjadi keputusanmu”. Setelah mendapat restu dari kedua orang tuanya anak itu mulai mengikuti pendaftaran di perguruan tinggi.Berawal dari SNMPTN, anak itu tidak bisa ikut,sebab yang melakukan pendaftaran adalah pihak sekolah yang memungkin untuk semua peserta didik didaftarkan, yang tanpa diketahui nilai sekolah yang diperoleh oleh salah satu peserta didik terdapat kesalahan teknis. Hampa sudah yang ia rasakan, akan tetapi anak tersebut tidak mudah untuk putus asa, ia mencoba untuk mengikuti pendaftaran melalui PMDK-PN, namun takdir juga berkata lain. Anak itu tidak mudah untuk mundur, bahkan ambisi yang dimiliki anak itu malah semakin tinggi.Yang kemudian anak itu mengikuti tes UTBK untuk mengikuti pendaftaran SBMPTN, sebagai konseksuensinya anak itu tidak mengikuti acara perpisahan dan wisuda disekolahnya. Namun dengan usaha yang telah dilakukan anak itu takdir dan nasibnya masih berkata lain.

Dengan takdir dan nasib yang telah direncanakan oleh tuhan, ayah dari anak itu telah dibebaskan dari sel jeruji penjara, sehingga anak itu kembali senang. Lalu ayahnya bertanya, “Nak, bagaimana tes yang kamu ikuti ?”. ia menjawab dengan penuh rasa kecewa, ”Ayah, maafkan saya. Saya masih belum bisa mebuat ayah dan ibu bahagia dikarenakan segala tes yang saya ikuti tidak lolos”.Hari telah berganti, kemudian anak itu bermain kerumah temannya. Anak itu bercurhat kepada temannya bahwa ia tidak lolos mengikuti tes untuk masuk diperguruan tinggi, sedangkan temannya lolos untuk melanjutkan pendidikannya dijenjang yang lebih tinggi. Namun temannya memberi masukan dan support untuk mengikuti tes Mandiri Tulis di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan juga menyalurkan beasiswa BIDIKMISI.Teman anak itu berkata, “kawan coba kamu ikut tes Mandiri Tulis di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan juga menyalurkan beasiswa BIDIKMISI”.Ia menjawab, “baiklah kawanku, aku akan coba mengikuti tes tersebut dan juga menyalurkan beasiswa BIDIKMISI”.Setelah mengikuti tes tersebut, anak itu lolos mengikuti tes tersebut yang artinya anak itu diterima diperguruan tinggi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.Ia menyampaikan berita bahagia kepada keluarganya, “Alhamdulillah saya lolos bu, yah, kak”, katanya dengan penuh tawa yang lebar. Akan tetapi ayahnya berkata “tapi nak, jika beasiswa BIDIKMISI mu tidak lolos ayah harap kamu mundur dari pendidikan tersebut ya nak, bukan ayah tidak mau untuk membiaya pendidikanmu akan tetapi ayah tidak ada dana untuk membiayaimu nak”. Raut wajah anak tersebut kembali murung dan sedih.Ia hanya bisa berharap dan berdoa kepada tuhan setelah ia melakukan usaha dan bekerj keras untuk menggapainya. Kemudian keesokan harinya pengumuman beasiswaBIDIKMISI diumumkan dan nama anak itu juga terlampir didalamnya.

Pesan moral : berusahalah, berdoalah, berjuanglah dan bertawakkallah kepada-Nya, jangan pernah bosan untuk meminta restu dan ridho orang tua, jangan pernah berputus asa sekali telah menjadi keinginan maka wujudkan, walaupun segala rintangan menghalaginya. sebab takdir dan nasib seseorang bagi-Nya begitu nyata dan indah. Sedangkan bagi hambanya takdir dan nasib begitu sangat abstrak untuk diraba dan dipandang.


Share:
recent

Recent Posts

Total Pengunjung

Kritik dn Saran

Nama

Email *

Pesan *