UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Senin, 19 April 2021

Diam yang Berharga

 

Ibnu Sina (sumber : idntimes.com)

Oleh : Divisi Intelektual
            Beredar secara viral sebuah kisah yang dialami seorang ulama sekaligus sosok yang dijuluki Bapak Kedokteran Dunia, Ibnu Sina. Kisah ini menarik untuk disimak dan diambil pelajarannya. Suatu hari Ibnu Sina melakukan perjalanan dengan kuda kesayangannya. Pada suatu tempat yang dianggap nyaman, ia berhenti beristirahat. Kuda diikat ditempat yang sedikit teduh. Diberi makan jerami dan dicampur rumput pilihan. Ibnu Sina tahu binatang itu tidak boleh dimusuhi bahkan disiksa. Harus disayang karena membantu manusia.

            Ibnu Sina duduk ditempat lebih teduh tak jauh dari kuda, sambil menikmati bekal yang dibawanya. Tiba-tiba datang seseorang menunggang keledai. Ia turun dan mengikat keledai berdekatan dengan kuda milik Ibnu Sina. Dengan maksud supaya keledainya bisa memakan jerami dan rumput pilihan. Dan orang tersebut pun duduk dengan Ibnu Sina berada.

            Ketika ia duduk dan ikut makan, Ibnu Sina mengingatkan,

            keledaimu jauhkan dari kudaku supaya tidak dislentak/ditendang.”

 

            Orang yang diajak bicara itu tersenyum sambil menoleh ke kuda dan keledai. Namun, plak. Si keledai ditendang kuda hingga terluka cidera. Pemilik keledai marah-marah kepada Ibnu Sina dan meminta tanggung jawabnya. Ibnu Sina diam saja. Sampai kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim dan meminta agar Ibnu Sina membayar atas luka cidera keledainya. Saat ditanya oleh hakim pun Ibnu Sina terdiam.

Hakim kemudian berkata kepada orang yang mengadu, “Apakah ia bisu…..?”

Orang itu menjawab,  “Tidak, tadi dia bicara padaku.”

Hakim bertanya lagi, “Apa yang ia katakan…..?”

Orang itu kembali menjawab, “Jangan dekatkan Keledaimu nanti ditendang Kudaku.”

Setelah mendengar jawaban itu, sang Hakim tersenyum dan berkata kepada Ibnu Sina, “Anda ternyata pintar. Cukup diam dan kebenaran terungkap.”

            Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada Hakim, “Tidak ada cara lain untuk menghadapi orang bodoh adalah dengan diam. Dan kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri. Itulah kenapa sebabnya kenapa saya memilih diam.”


 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

recent

Recent Posts

Total Pengunjung

Kritik dn Saran

Nama

Email *

Pesan *