Ibnu Sina (sumber : idntimes.com) |
Ibnu Sina duduk ditempat lebih teduh tak jauh dari kuda, sambil
menikmati bekal yang dibawanya. Tiba-tiba
datang seseorang menunggang keledai. Ia turun dan mengikat keledai berdekatan
dengan kuda milik Ibnu Sina. Dengan maksud supaya keledainya bisa memakan
jerami dan rumput pilihan. Dan orang tersebut pun duduk dengan Ibnu Sina
berada.
Ketika ia duduk dan ikut makan, Ibnu Sina mengingatkan,
“keledaimu jauhkan dari kudaku
supaya tidak dislentak/ditendang.”
Orang yang diajak bicara itu tersenyum sambil menoleh ke kuda dan
keledai. Namun, plak. Si keledai ditendang kuda hingga
terluka cidera. Pemilik keledai marah-marah kepada Ibnu Sina dan meminta
tanggung jawabnya. Ibnu Sina diam saja. Sampai kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim dan meminta agar Ibnu Sina membayar atas luka
cidera keledainya. Saat ditanya
oleh hakim pun Ibnu Sina terdiam.
Hakim kemudian berkata kepada orang
yang mengadu, “Apakah ia
bisu…..?”
Orang itu menjawab, “Tidak, tadi dia bicara padaku.”
Hakim bertanya lagi, “Apa yang ia katakan…..?”
Orang itu kembali menjawab, “Jangan
dekatkan Keledaimu nanti ditendang Kudaku.”
Setelah mendengar jawaban itu, sang
Hakim tersenyum dan berkata kepada Ibnu Sina, “Anda ternyata pintar. Cukup diam
dan kebenaran terungkap.”
Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada Hakim, “Tidak ada cara
lain untuk menghadapi orang bodoh adalah dengan diam. Dan kebenaran akan
menunjukkan jalannya sendiri. Itulah kenapa sebabnya kenapa saya memilih diam.”
0 komentar:
Posting Komentar