sumber : islampos.com |
Sebuah kisah wanita berusia 80 tahun yang berhasil menghafalkan
Al-Qur’an, ia bernama Ummu Ali. Usia lanjut tidak menjadi penghalang baginya
untuk menghafalkan Al-Qur’an, ia tidak menyerah meskipun hidup sebatang kara. Ummu
Ali menikah pada usia muda, yaitu umur 13 tahun. Sang suami sangat berharap
mendapatkan ketururan yang baik dan membentuk keluarga yang islami.
Akhirnya ia disibukkan dengan pendidikan anak-anak hingga mencapai
7 orang anak perempuan. Tapi tidak ada yang mengetahui takdir, suami Ummu
Ali tiba-tiba sakit dan meninggal dunia. Meninggalkan Ummu
Ali beserta ketujuh putrinya. Sejak sang ayah meninggal, keluarga itu menjadi
cerai berai. Sang anak sudah disibukkan dengan urusan dunianya masing-masing,
sehingga satu per satu meninggalkan ibunya. Kunjungan mereka hanya sebatas
rutinitas yang hampa dari cinta dan kasih sayang. Setelah itu kunjungan mereka
berubah menjadi sangat jarang dengan berbagai alasan yang dibuat-buat.
Sang ibu tidak menyerah dengan perbuatan anaknya yang perlahan
meninggalkannya. Dia kembali kepada Al-Qur’an, memutuskan untuk mendaftar di
lembaga tahfidz meski usianya telah menginjak 80 tahun. Ia begitu penuh
kesadaran, bersemangat, dan giat dalam menghafalkan Al-Qur’an, para gurunya
memberikan kaset-kaset para syaikh terkenal, serta memberikan tempat belajar
khusus kepadanya. Ummu Ali menghafalkan Al-Qur’an dengan semangat tinggi hingga
ia mampu menghafalkan Al-Qur’an pada usia 83 tahun dalam satu tahap. Lalu ia
melanjutkan 10 tahun berikutnya untuk menguatkan bahwa Al-Qur’an mengalir dalam
jiwa dan menetap di dalam hatinya.
Dari
kisah Ummu Ali kita dapat memetik hikmah bahwa tidak ada kata terlambat dalam
belajar, entah untuk menghafalkan Al-Qur’an atau belajar ilmu yang lainnya. Banyak manusia yang mempunyai keterbatasan tapi pantang menyerah
dalam menggapai impiannya. Kita pernah melihat acara Tahfiz anak-anak di salah
satu stasiun TV, mereka tidak mempunyai fisik yang lengkap seperti kita, tapi
dengan keterbatasannya diusia masih muda mereka berhasil menghafalkan Al-Qur’an
saat orang-orang dewasa masih banyak yang buta akan Al-Qur’an dan kesulitan
membacanya. Allah pastilah menguji hambanya, ujian yang diberikan menunjukkan
bahwa kita pasti mampu untuk melewatinya. Pasti karena
Allah tidak menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Tuhan begitu mencintai
hambanya, apakah kita sebagai hamba tidak berusaha pula untuk mencintai-Nya?
Di
bulan Ramadhan ini, bulan turunnya Al-Qur’an yang penuh ampunan dan berkah dari
Tuhan, semoga kita umat muslim semakin giat untuk membaca kalam-Nya, meneladani
ajaran di dalamnya, menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, dan dapat
menjadi generasi ahli Qur’an yang sholeh/sholehah. Aamiin… Wallahu’alam bisshowab
0 komentar:
Posting Komentar