UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Kamis, 02 September 2021

Kesederhanaan Membawa Mimpi Menjadi Nyata

 

Source : Lektur.id

Zulfah


Ketidakmampuan ekonomi bukanlah penghalang keberhasilan!’ mungkin itu kesan pertama yang muncul pada diri saya.  Sejak awal memasuki bangku sekolah menengah atas saya sudah bertekad untuk mengukir prestasi demi membuktikan kemampuan diri dan membahagiakan orang tua saya dan ingin melanjutkan di bangku perkuliahan di kampus sesuai yang di ingikan.  Menata segalanya kesiapan dari awal bukanlah hal yang mudah, Menjadi Finalis perlombaan di berbagai bidang pada saat di bangku sekolah meraih dengan lewat banyak tantangan dan hambatan yang tak jarang justru datang dari orang-orang terdekat. Namun, berkat niat dan usaha yang besar serta doa dari orang tuanya, saya berhasil mewujudkan mimpinya lewat apa yang saya capai sekarang. Jalur Bidikmisi pun turut menjadi salah satu faktor keberhasilannya. 

Kesulitan utama memang datang dari persoalan biaya. Uang menjadi tantangan nomor satu bagi saya. Di samping saya tidak memiliki sumber penghasilan pribadi serta penghasilan orang tua saya yang minim selain saya yang masih menjadi tanggungannya yaitu kakak serta adek saya yang masih bersekolah. Prestasi yang paling berkesan bagi saya yatu saya lolos dalam perlombaan dalam maple matematika yang diakan oleh kampus yang saya inginkan yaitu universitas uin maulana malik Ibrahim sendiri dengan mawakili dari sekolah saya. Serta, lomba kompetisi sain madrasah lolos ke tingkat provinsi. Banyak Amanah bagi diri saya Ketika di nyatakan lolos mendapatkan bidikmisi diantaranya jangan menganggap remeh ketika di beri amanah menerima dana Bidikmisi oleh negara, sehingga lupa dan terlena dengan kehidupan kampus. Jangan lupa bagaimana caranya membalas budi kepada negara yang telah selangkah memajukan mimpi kalian. jangan pernah takut untuk melangkah lebih jauh dan berbeda dibandingkan teman-teman kalian, tentunya dalam hal positif. Terkadang, keikutsertaan dalam berbagai lomba membuat di jauhi teman-teman karena dianggap sebagai sosok yang ambisius. Jangan sia siakan waktu kalian. Jangan melewatkan kesempatan kalian untuk menggapai cita-cita lewat jalur Bidikmisi karena di belakang sana masih banyak orang yang ingin berada di posisi kalian saat ini. Keempat, apapun yang kalian lakukan, niatkan itu dan mintalah doa dari orang tua kalian. Jangan pernah menyakiti orang tua kalian dengan kerinduan. Apabila perlu, pulanglah sejenak untuk berbagi cerita dan mengobati rasa rindu. Ingat, yang paling utama adalah memegang apa yang menjadi niat kalian sejak awal.

Goresan pena yang di tuliskan oleh anak-anak para pejuang Bidikmisi. Mereka yang seperti kertas kosong dalam sebuah buku tulis, namun ketika dibuka bukunya memiliki banyak kisah untuk ditorehkan. Sebagian mereka memiliki kisah pilu dan ada juga yang bahagia, tetapi kisah itu akan memiliki semangat juang 45 yang mereka kobarkan, berharap akhirnya akan menjadi bahagia untuk menggapai Impian. Mereka yang memiliki hambatan berkuliah, mereka yang punya harapan dan keinginan, mereka juga yang punya motivasi untuk menggapai asa mewujudkan impian. Terkadang terlalu lelah ketika dihadapi begitu banyak ujian, entah dari orang tua yang berjuang mencari uang untuk biaya pendidikan mereka, ada juga dari ketika orang tua tidak bersama lagi dan hanya dirinya saja yang berjuang mencari uang dengan berjualan, lalu ada juga mereka yang tak lagi ingin bermimpi tinggi ketika orang tuanya dinyatakan memiliki riwayat penyakit parah. Mereka ingin menangis, namun ketika memiliki sedikit harapan, mereka kembali bangkit untuk berjuang mendapatkan beasiswa agar impian mereka juga terwujud. 







Share:

0 komentar:

Posting Komentar

recent

Recent Posts

Total Pengunjung

Kritik dn Saran

Nama

Email *

Pesan *