sumber : tokopedia.com |
Siti Aminah
Saya adalah anak
bungsu dari dua bersaudara. Ayah saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,
sedangkan ibu saya bekerja serabutan.Saya tinggal bersama ibu dan nenek. Kakak
saya sudah menikah dan tinggal di rumah suaminya.
Saya bukanlah
siswi yang pandai di kelas, bahkan nama saya tidak pernah ada di deretan juara
kelas.Namun saya bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Saya berusaha untuk
menyelesaikan semua tugasku dengan maksimal. Saya juga aktif mengikuti
organisasi dan kebetulan saya menjadi ketua organisasi tersebut. Dengan
pengalaman seadanya, saya berusaha untuk memajukan dan mengembangkan organisasi
tersebut.
Tahun 2019 saya
lulus dari Pesantren ternama di kota saya. Saya
bingung dan galau, antara memilih bekerja atau meneruskan studi. Dalam jiwa
saya ingin sekali bisa menaikkan derajat orang tua dengan berkuliah.Namun secara
finansial, saya jelas tidak mampu meneruskan studi ke jenjang perkuliahan. Saya
lulus sekolah saja sudah bersyukur sekali. Orang-orang di sekitar saya banyak
yang kurang sependapat jika saya kuliah. Mereka
mengatakan bahwa banyak di luar sana lulusan Perguruan Tinggi hanya
menjadi pengangguran dan sampah
masyarakat. Mereka ingin saya langsung
bekerja, supaya bisa membantu ekonomi keluarga. Saya berusaha
keras untuk meyakinkan mereka, bahwa tidak semua dari lulusan Perguruan
Tinggi itu seperti mereka. Saya terus meyakinkan mereka bahwa saya bisa
mengubah ekonomi keluarga saya dengan kuliah.
Akhirnya mereka mengiyakan pilihan saya.
Dengan
mengucap “Bismillahirrohmanirrohim” saya buka informasi di website
kampus yang saya inginkan. Di sana tertera kapan dibukanya pendaftaran, apa
syarat yang harus dipenuhi dan lain sebagainya. Saya teringat bahwa saya memiliki
Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang bisa membantuku untuk memenuhi persyaratan
penerimaan Bidikmisi di kampus tersebut. Berbagai tes telah saya lalui dan
doa-doa sudah saya langitkan tiba saatnya pengumuman kelolosan mahasiswa di
kampus tersebut. Tidak karuan rasanya di hati. Alhamdulillah, namasaya
ada di deretan mahasiswa yang lolos dan diterima di kampus tersebut. Ibu dan nenek saya turut senang mendengarnya.
Keesokan harinya, saya melihat pengumuman penerimaan bidikmisi di kampus.
Betapa beruntungnya saya, nama saya tertera di sana. Saya langsung menangis
terharu dan sujud syukur atas karunia yang diberikan oleh Allah Swt.
Mendapatkan
beasiswa bidikmisi adalah impian bagi setiap orang.Banyak di luar sana orang
yang ingin melanjutkan pendidikannya namun belum diberi kesempatan karena
terhalang biaya. Saya sangat bersyukur karena menjadi salah satu orang yang
berkesempatan untuk kuliah dan membahagiakan orang tua.
Bidikmisi
menyelamatkan masa depan dan cita-cita saya. Lebih dari itu, bidikmisi membuat
saya menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Saya selalu berupaya
agar bisa meningkatkan prestasi saya sebagai wujud tanggung jawab saya kepada
Negara. Sebagai mahasiswa bidikmisi, kami semua diamanahi oleh rakyat supaya
memajukan Negara dengan cara mencetak prestasi-prestasi di dunia perkuliahan.
Jika tidak bersungguh-sungguh, artinya kita zalim kepada rakyat yang telah
mempercayakan amanahnya kepada kita. Oleh karenanya, kita senantiasa
berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku terutama perihal nilai akademik.
Di dunia
perkuliahan yang saya rasakan pribadi, akan ada ketertinggalan jika tidak mau
mengembangkan diri. Salah satu upaya pengembangannya dengan cara mengikuti
organisasi. Satu orang tidak harus mengikuti banyak organisasi. Berkaca pada
pengalaman teman, terlalu aktif berorganisasi hingga lupa tugas kuliah yang
harus dikerjakan. Jika terlalu banyak organisasi yang diikuti, akan membebani
perkuliahan yang berakibat pada turunnya prestasi.
Dalam
mencapai prestasi, akan ada lika liku perjalanan yang harus dilalui. Banyak
kesulitan yang menantang untuk dikerjakan. Memang tidak mudah, namun pasti ada
jalan jika berusaha. Jangan lupa selalu langitkan doa dan harapan pada Sang
Maha Segalanya.
Masa depan
ada di tangan kita semua. Kesuksesan tergantung dari proses yang kita jalani.
Selamat dan semangat berproses.
0 komentar:
Posting Komentar