sumber : telisik.id |
Oleh: Zahrotun
Nihayah
Sebagai anak desa, bisa melanjutkan
pendidikan ke bangku perkuliahan adalah sebuah impian besar bagi saya, terlebih
saya terlahir dari keluarga tidak punya. Bapak saya hanyalah seorang buruh tani dan ibu saya
hanyalah seorang ibu rumah tangga. Saya adalah alumni dari SMA Negeri 1 Tayu,
itu adalah salah satu sekolah favorit di daerah saya. Saya tidak menyangka bisa
diterima di sekolah tersebut. Awalnya kedua orang tua saya tidak setuju kalau
saya melanjutkan sekolah di SMA karena otomatis nanti saya harus kuliah, beda
jika saya sekolah di SMK saya bisa langsung kerja. Tetapi saya bilang kepada kedua
orang tua bahwa setelah lulus saya tidak akan melanjutkan kuliah, karena saya
tahu biaya kuliah itu mahal. Walaupun sebenarnya dalam lubuk hati saya ingin
melanjutkan kuliah tetapi saya harus mengubur dalam-dalam impianku tersebut
lantaran tidak ada biaya. Ketika kelas
11, teman dekatku memberitahu bahwa kuliah itu bisa tanpa biaya yaitu kita
mendaftar beasiswa. Hal itu membuatku kembali berpikir untuk melanjutkan studi.
Lalu saya mencoba untuk membicarakan hal ini dengan kedua orang tuakau. Aku
mengatakan bahwa aku akan mendaftar kuliah dengan beasiswa jika saya tidak diterima
pengajuan beasiswa, maka saya tidak akan melanjutkan kuliah. Dan Alhamdulillah
Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk menuntut ilmu di bangku
perkuliahan. Iya saya diterima di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang jalur
UMPTKIN dan juga mendapatkan beasiswa bidikmisi. Saya sangat bersyukur atas
semua nikmat yang Allah berikan kepada saya.
Pertama kali saya datang di Malang, saya
sangat kaget dengan cuaca kotaMalang yang sangat dingin dan juga ramai sekali.
Ini adalah pengalaman pertama saya keluar dari tempat tinggal saya di Pati,
Jawa Tengah dan ini adalah pengalaman pertamaku jauh dari kedua orangtua dan
keluarga. Berat rasanya meninggalkan rumah dan juga keluarga tetapi ini demi
meraih mimpi. Karena pepatah mengatakan berakit-rakit ke hulu berenang-renang
kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Semua itu butuh
pengorbanan. Ketika ke Malang aku diantar oleh Bapakku dan juga kakak
laki-lakiku ke asrama. Iya satu tahun pertama mahasiswa baru UIN Malang wajib
di asrama. Hal ini membuat saya tenang karena dengan tinggal di asrama
pergaulan saya bersama orang-orang yang baik.
Ketika pertama kali masuk kuliah saya merasa
minder, karena sebagian besar teman-tema saya alumni pondok pesantren sedangkan
saya hayalah lulusan SMA dan mempunyai bekal Bahasa Arab ketika sekolah MI dan
MTs. Iya, saya merupakan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Pertama saya
tidak yakin ketika daftar di jurusan ini tetapi saya sangat ingin belajar
Bahasa Arab. Mungkin dibanding dengan teman-teman yang lain kemampuan Bahasa
Arab saya jauh tertinggal. Tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk saya
menyerah. Saya yakin ketika kita mempunyai tekad kuat dan bersungguh-sungguh
dalam belajar pasti kita bisa mengejar ketertinggalan kita. Walaupun banyak
orang diluar sana yang meremehkan dan menganggap apa yang saya lakukan itu
tidak masuk akal dan terlihat konyol, tetapi saya menjadikan itu semua sebagai
penyemangat untuk terus belajar dan membuktikan bahwa saya bisa.
Meskipun awalnya aku merasa minder tetapi kedua orangtuaku meyakinkannku bahwa
kalau saya minder saya tidak bisa maju kedepan dan tidak bisa mengejar
ketertinggala saya.Oleh karena itu, saya harus yakin bahwa aku bisa. Kedua orangtuaku
dan keluargaku adalah penyemangatku.
Untuk
kalian yang mempunyai mimpi, kejarlah sampai engkau mendapatkanya. Jangan
pernah dengarkan omongan orang di luar sana yang suka merendahkanmu. Kita cuma
punya dua tangan yang tidak mungkin bisa menutup satu persatu mulut orang-orang
tetapi kita punya dua tangan yang bisa kita gunakan untuk menutupi kedua
telinga kita. Jangan jadikan kemiskinan kita sebagai alasan untuk tidak
melanjutkan studi. Ada banyak jalan untuk melanjutkan studi tanpa membayar
biaya perkuliahan, salah satunya adalah dengan mendaftar beasiswa bidikmisi.
Akan tetapi, kita harus menggunakan beasiswa tersebut dengan baik, jangan
sia-siakan kesempatan itu karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan
tersebut. Jadikan kedua orangtuamu sebagai alasan untuk meraih impian yang mana
aka membuat kedua orangtuamu bahagia. Walaupun itu semua tidak bisa membalas
jasa-jasa kedua orangtua kita tetapi setidaknya kita telah membuat mereka
bahagia dan itu karena kita.
0 komentar:
Posting Komentar