Sumber : pinterest.id |
Ujang Hasanudin
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk
memperbaiki kepribadian dan mencari jati diri. Yaa begitulah kira-kira motivasi
orang tua kepada anak-anaknya untuk terus melanjutkan pendidikan. Haii..
kenalin aku Ujang Hasanudin, salah satu putra daerah dari Tasikmalaya Jawa
Barat. Sebuah daerah di wilayah Priangan Timur, yang sering disebut dengan kota
Mutiara dari Timur. Aku dibesarkan di keluarga sederhana, tetapi sangat
memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Kalau dilihat dari segi ekonomi yang
bisa dibilang minim, mustahil orang tuaku bisa menyekolahkan dua anaknya sampai
perguruan tinggi. Tapi realita gak seperti itu. Orang tuaku bisa menyekolahkan
anak pertamanya sampai lulus sarjana. Melihat demikian, tidak ada kata mustahil
bagi adiknya untuk mengikuti jejak kakaknya.
Oh iya, aku anak kedua dari dua bersaudara
guys. Aku SMA di MAN 3 Tasikmalaya, salah satu jalan bagiku untuk bisa kuliah
di UIN Malang. Dari dulu aku pengen kuliah tapi dengan syarat, harus gratis
alias gak berbayar. Yaa kalian tau lah, seperti aku jelasin di awal, aku
berasal dari keluarga yang begitu. Waktu SMA aku bukan siswa yang pintar dalam
akademik di kelas, yang sering jadi langganan sepuluh besar bahkan juara
kelas.Masa SMA ku berbanding terbalik ketika aku SD dan SMP yang mana waktu itu
menjadi langganan juara kelas bahkan juara umum. Sehingga ketika SMP akumendapatkan
beasiswa, jadi gak bayar SPP dan lainnya. Alhamdulillah yaaa. Masa SMA
kuhabiskan dengan aktifitas non akademik. Belajar akademik seadanya, sehingga
gaada harapan untuk bisa sekolah SMA dapet beasiswa. Di SMA aku mengikuti
beberapa organisasi intra dan ekstra kurikuler, salah satunya OSIS. Tau lah
yaaa gimana kerja OSIS yang bisa dibilang sok sibuk;v. Tapi ternyata, OSIS
bagiku adalah pintu rezeki ku di SMA. Yaa dengan aku ikut organisasi dan jadi
Siswa nomor satu alias ketos, aku mendapatlan beasiswa juga dari sekolah,
sehingga masa SMA ku pun terbebas dari tagihan percuanan wkwk.
Aku juga menemukan hal baru yang orang lain
mungkin tidak menemukan ini bahkan di bangku kelas sekalipun. Aku menemukan
banyak sekali ilmu dan pengalaman yang luar biasa ketika di organisasi. Bahkan
aku bisa lebih banyak kenal dengan kakak kelas alumni yang hebat diluar sana,
dan bisa dekat dengan guru, tanpa aku jadi juara kelas. Ya iyalah masa ketos
gak dikenal se sekolah xixixi. Meskipun demikian, aku pengen juga dong kaya
temen-temen yang lain, punya impian lolos di PTN. Aku pengen kaya kakak tingkat
ku yang keterima di PTN bahkan dengan beasiswa alias gak bayar alias
gratiss-tis-tiss. Siapa sih warga +62 yang gak mau gratisan hhaaha. Aku sering ngobrol-ngobrol
dengan kakak tingkat atau alumni yang kuliah di PTN. Bahkan sering juga tuh konsultasi
dengan guru BK ku yang super duper baik. Tapi gak hanya itu, aku pun sering
memanfaatkan fasilitas internet sekolah dengan mengakses.... hmmmm apa hayoo
wkwkwk. Ya aku sering mengakses info-info seputar dunia perkampusan. Tak luput
juga seputar beasiswa bidikmisi. Karena aku punya tekad, harus kuliah di PTN,
tanpa bayar dari orang tua, dan kalo bisa lolos PTN tanpa tes alias jalur
undangan. Plus plus plus gak tuh guyss. Gilaaaaaa gak nyadar bet yaa si Ujang
ini. Udah mah males belajar, sok sok sibuk di organisasi, eh pengen kuliah di
PTN lewat jalur undangan lagi. Haduh.... bangun jangg jangan mimpi terus. Tapi
ya udah lah liat aja nanti wkwk.
Ahirnya kelas dua belas juga. Saat dimana
bingung melanda jiwaku. Apa aku lanjut kuliah? Atau aku kerja? Atau aku nikah
aja?. Aku lanjut kuliah, PTN mana sih yang mau nerima aku, yang pengen beasiswa
dan lolos jalur undangan. Aku kerja tapi mau kerja apa. Masih nyadar aku dari
SMA yang notabenenya beda sama anak SMK yang punya keahlian khusus. Atau aku
nikah aja ya. Ya mana juga calonnya wkwk. Ahirnya aku dengan terpaksanya ikut
perbaikan nilai buat daftar SNMPTN dan milih salah satu PTN favorit di Jawa
Barat. Udah tau kan gimana hasilnya. Yaa aku gagal diterima SNMPTN. Dari awal
aku udah nebak juga sih bakalan gagal di jalur itu. Tapi yang bikin aku nyesek
adalah.... jeng jenggg. Yaa liat temen-temen ku lolos SNMPTN aku nyesek bangett
buanget buangetttt. Ahirnya aku daftar jalur lain yang masih sama jalur
undangan, yaitu SPAN-PTKIN. Dan aku milih UIN Malang sebagai pilihan pertama.
Aku pilih itu karena aku pengen kuliah jauh dari rumah. Aku nyari info seputar
beasiswa di UIN Malang, karena tanpa beasiswa, aku gabisa lanjut buat kuliah.
Dan ternyata bidikmisi di UIN ini beda dengan bidikmisi di kampus lain dalam
hal pendaftarannya. Untung saat itu aku langsung ngepoin UIN Malang dan nyari
info. Ahirnya aku daftar bidikmisi dan tinggal nunggu pengumuman deh..
Pengumuman SPAN-PTKIN pun tiba. Ahirnya aku
diterima di kampus Ulul Albab ini. Tapi masih belum tau bidikmisi ku keterima
atau tidak. Nunggu pengumuman bidikmisi yang bikin aku degdegan dibanding
pengumuman SPAN-PTKIN. Kalau aku gak keterima bidikmisi, aku harus bayar biaya
kelembagaan dan mahad sama biaya UKT yang buat aku bukan nominal yang kecil. Orang
tuaku gak sanggup buat bayar sebanyak itu. Dan yaa kalau aku gak keterima
bidikmisi, aku gak lanjut kuliah di UIN jalur SPAN ini. Tetapi, Allah berkehendak.
Kunfayakun kalo bahasa Qur’annya. Alhamdulillah ahirnya aku lolos bidikmisi
dongg. Bahagia? Iyalah bersyukur banget bisa keterima bidikmisi, lolos masuk
jalur undangan lagi tanpa mikir ujian sbm dan lainnya. Dan ahirnya aku udah mau
otw semester 5 nih di UIN malang tercintah ini guyss. Jangan nanya IPK yaa,
yang penting masih aman standar bidikmisi ya wkwk.
Itu doang sih sedikit cerita aku bisa nyampe
kuliah di tanah arema ini. Gaada yang bisa diambil pelajaran sih dari cerita
ini. Sangat tidak berguna anda baca sampai ahir ini wkwk. Kalo ada pelajaran
yang baiknya aja ya yang ditiru, selebihnya ojo lah yaaa. Tetep semangat
temen-temen semua. Kita manfaatkan kesempatan bidikmisi yang sangat berharga
ini dengan sebaik-baiknya, jangan terlalu mikir cairan, nanti juga cair pada
waktunya, eh cairan wkwk. Selamat dan semangat berproses di perkuliahan ini
temen-temen. Inget yaa realita kuliah gak kaya sinetron FTV. Bababayyyyy guys.
0 komentar:
Posting Komentar