sumber : pinterest.id |
Oleh : Chinta Khusnia
Pendorong terbesar sebagai penyemangat, pendorong yang sangat berpengaruh disetiap gerak, pendorong dalam setiap perubahan, pendorong untuk tetap bertahan melanjutkan hidup di dunia yang penuh dengan misteri ini. Setiap aku mulai lemah, tidak hanya orang lain yang memberikan motivasi dan semangat. Namun dirikulah pihak yang sangat berpengaruh dalam setiap perubahanku sendiri.
Kebanyakan orang lupa akan dirinya sendiri. mereka lebih terfokus pada kesuksesan atau bahkan penderitaan orang lain, hingga lupa bahwa yang terpenting adalah memperhatikan dan mencintai dirinya sendiri. “Love yourself”
Dunia memang tidak selalu berpihak pada kita. Namun, kita harus bisa menempatkan semuanya. Hidup tidak melulu tentang cinta, tidak pula melulu tentang bahagia. Tapi hidup, menceritakan bagaimana perjuangan kita dalam setiap pemecahan masalah hingga mengetahui hikmahnya.
Setiap orang pasti memiliki sebuah kisah dalam hidupnya. Entah itu kisah yang menyenangkan, mengharukan, bahkan kisah yang sangat menyedihkan. Begitu pula dengan diriku. Ya kali aku gk punya kisah hidup. Datar dong ceritanya, wkwkwk.
Yups, begitu banyak kisah hidup yang telah aku lewati. Sejak kecil hingga saat ini. Berjuang demi menggapai impian. Berjuang demi membahagiakan seseorang. Berjuang demi memperbaiki perekonomian. Bahkan pernah berjuang namun malah ditinggalkan. Wkwkwk canda ditinggalkan.
Terkadang aku merasa, bahwa hidup di dunia ini begitu konyol dan tidak adil. Bagaimana tidak! Disaat aku terpuruk oleh berbagai cobaan hidup, namun dunia tetap berjalan sebagaimana mestinya. Orang yang ada disekitarpun juga tetap merasa bahagia dengan sendirinya. Begitupun tentang kebahagiaan. Dipagi hari begitu sumringah sangat bahagia, eeehh sore hari mendadak berubah penuh tetesan air mata. Yah begitulah hidup, siapa yang tau akan keadaan yang akan kita lewati dimasa yang akan datang selain sang pencipta akan segalanya, yaitu Allah SWT.
Begitu panjang perjalanan hidup yang telah aku lewati. Yang mana setiap perjalanan itu selalu disertai dengan berbagai kisah. Mulai dari kebahagiaan yang kemudian derita itu muncul secara tiba-tiba. Hingga perbaikan nasib sedikit demi sedikit menuju kelayakan hidup, dengan membangun sebuah ruang kebahagian itu sendiri.
Mari kita simak, sebuah perjalanan hidup. Sejak aku kecil hingga saat ini.
Dimasa aku kecil, hidup begitu lengkap. Hingga merasa bahwa dunia ini milikku, dunia selalu berpihak padaku. Kebahagiaan selalu tertuju padaku. Bagaimana tidak aku merasakan seperti itu. Keluarga yang lengkap dengan keharmonisan didalamnya. Tidak hanya itu, namun semua selalu mengkabulkan setiap apa yang aku inginkan. Namun semua yang aku dapatkan tidaklah luput dari kata perjuangan. Aku berjuang dengan cara membahagiakan keluargaku khususnya ibu bapakku.
Aku berjuang dalam hal pendidikan. Aku belajar dengan giat dan membuktikan bahwa aku bisa menjadi wanita yang mereka inginkan. Aku bisa menuntut ilmu hingga perguruan tinggi. Dan menggapai impianku dimasa mendatang. Hingga akhirnya keluargaku akan bahagia seutuhnya.
Namun semua itu hanyalah wacana. Kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan tuhanlah penentu akan segalanya. Disinilah aku mulai tersadar, bahwa sebenarnya dunia ini hanyalah gambaran layaknya pewayangan. Yang mana dunia dan isinya termasuk manusia adalah wayang yang dimainkan dan Allahlah dalangnya yang telah mengatur semuanya.
Disinilah aku merasakan semua! Disaat aku mulai jatuh dan terpuruk. Ingin rasanya hidup ini tidak berlanjut. Namun dengan dorongan serta semangat dari orang-orang yang memang memperhatikanku, serta dirikulah yang mampu berjuang menghadapi setiap cobaan. Aku mulai bangkit melanjutkan hidup ini. Berjuang melawan lika-liku kehidupan. Memulainya dari bawah. Berjalan merintih menuju sebuah kehidupan yang lebih baik.
Aku berjuang dengan semangatku, dengan diriku serta dorongannya. Meyakinkan ibu serta adik-adikku. Memberi semangat dan memastikan untuk percaya padaku dalam menghadapi setiap duka yang terlewati. Hingga akhirnya aku memilih untuk tetap menuntut ilmu di pondok pesantren.
Disanalah aku memulai sebuah kisah. Mengembangkan setiap apa yang aku miliki. Berproses sesuai minat dan niat dalam hati. Mengabdi dengan sepenuh hati. Melewati hari demi hari dengan penuh semangat diri. Terus belajar hingga memperoleh semua dari apa yang belum aku bisa. Hingga aku mulai mengerti, bahwa perjuanganku belum berakhir sampai disini.
Awal mula aku mulai melangkah. Alhamdulillah setiap perjuanganku tidaklah terbuang sia-sia. Sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan hasil, meskipun bukanlah hasil yang sesungguhnya dari semuanya. Aku memperoleh gelar siswi teadan dan ketika kelulusan-pun Alhamdulillah mendapat predikat wisudawati terbaik tingkat SLTP.
Namun aku tidak berherti sampai disini. Semagatku semakin menjadi. SLTA aku tetap melanjutkan di pondok pesantren. Penuh perjungan untuk meyakinkan kepada ibu bahwa aku bisa. Disitulah aku mulai berfikir. Tidak seharusnya aku hanya memberikan ucapan namun aku juga harus memberikan pembuktian. Seperti sebelumnya, aku terus mengembangkan potensi diri. Dan tak lupa pula dengan terus mengabdi.
Setiap kemampuan yang aku miliki, aku salurkan dengan berbagi. Bersama organisasi yang aku emban, disanalah aku mengembangkan semua. Mulai dari aku tidak mengerti hingga aku mengerti dan bahkan bisa mempraktikkannya dalam keseharian. Sebuah seni dengan niat dalam hati, di setiap karya yang aku ciptakan memberikan filosofi tersendiri. Hingga akhirnya sebuah organisasi terus berkembang menjadi lebih baik, begitupun dengan diriku.
Tidak hanya tentang sebuah seni. Akupun tetap menekuni pendidikanku. Berjuang tanpa mengenal lelah, belajar dengan menghiraukan rasa kantuk yang ada. Hingga akhirnya sampai pada penghujung pendidikan SLTA. Namun, sebelum selesai sampai akhir, pandemi melanda Indonesia. Dan bersyukurnya semua ujian sekolah dan madin sudah selesai aku lewati dengan sempurna.
Meskipun agenda wisuda diadakan secara online. Dan beruntungnya aku, gelar wisudawati terbaik tetap aku peroleh di tinggkat SLTA. Terimakasih diriku yang tetap mau berjuang, terimakasih ibu yang mempercayaiku hingga aku mendapatkan semua itu, dan tak lupa terimakasih kepada semua ustad ustadzah, sahabat dan teman-teman yang terus mendukungku.
Kemudian, perjalanan dalam menuntut ilmu hingga sampai di perguruan tinggi yang penuh harapan dan tentunya tak lupa dari kata perjuangan.
Sampai bertemu pada tulisan sederhana penuh kekurangan, namun aku tetap menulis dengan penuh perjuangan.
0 komentar:
Posting Komentar