Sumber : news.okezone.com |
Oleh : Amarizka Diva U (Psikologi 2019)
“SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN 2019”, atas nama Amarizka Diva Udyaningtyas jurusan Psikologi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Itulah kalimat yang menjadi tonggak awal menuju impianku, tepatnya pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 13.00 WIB, aku dinyatakan lulus seleksi SNMPTN Jalur Undangan. Bukan main senangnya hingga aku tidak bisa mengutarakan satu katapun, aku hanya terdiam dan menangis. Akupun bergegas pulang, dan segera mengabarkannya pada Orang tua, karena tidak memiliki komputer ataupun laptop jadi saat melihat pengumuman itu aku berada di sekolah yaitu SMA Negeri 10 Malang.
Setibanya di rumah, dari pintu rumah yang sudah agak lapuk,aku berteriak “Maa… aku keterima di UIN” Ibuku yang biasa kupanggil ‘mama’ oleh aku dan saudara-sadaraku itu pun memelukku dengan haru,adikku memberikan ucapan selamat dengan gayanya yang cuek namun aku tahu dia tulus mengucapkannya.
Tiga tahun lalu, kuliah adalah sesuatu yang mustahil bagiku. Bagaimana tidak? SMA saja orang tuaku sudah kewalahan, ditambah dengan keadaan kedua adik-adikku masih sekolah tingkat SMP. Namun, aku tidak mau berhenti untuk bermimpi. Aku ingin melanjutkan studiku hingga ke jenjang perkuliahan. Setelah pengumuman penerimaan snmptn ini sejujurnya aku masih agak khawatir pasal biaya kuliah, apalagi universitas pilihanku ini memiliki program ma’had yang membuatku perlu mengumpulkan biaya tambahan lagi.
Berawal dari ketertarikan, saat tak sengaja kujelajahi internet untuk mencari universitas mana yang memberikan para mahasiswa/i nya bekal selain ilmu dunia karena setelah lulus SMA ini aku sadar bahwa ilmuku tentang agama ini masih kurang sekali bahkan aku tidak pernah mondok sama sekali dan UIN jawabannya. Karena saat itu aku juga mempertimbangkan untuk kuliah di dalam kota saja agar tidak jauh dengan orang tua, maka aku memilih untuk mendaftar ke UIN Malang saja, ditambah lagi UIN Malang sendiri termasuk ke dalam 10 besar Universitas Islam terbaik di Indonesia.
Sejak saat itu,aku bertekad bulat untuk masuk UIN Malang melalui jalur SNMPTN/Undangan. Karena menurutku UIN Malang adalah Intitut Paling Bermutu, dan bermutu dari segala aspek,selain bermutu UIN Malang pun sangat perhatian dengan kondisi mahasiswa-mahasiswanya terutama dalam hal biaya kuliah, akademik, language skill,dan masih banyak lagi yang dapat aku banggakan dari UIN Malang. Saat memasuki kelas 2 SMA aku sudah mempersiapkan untuk pendaftaran masuk UIN Malang. Tapi ada satu hal yang membuatku down, yaitu saat memusyawarahkan dengan orangtua masalah biaya pendidikan di kuliah nanti, beliau tidak memberikan jawaban yang memuaskan saat mengerti bahwa UIN Malang memiliki program ma’had yang tentunya mau tidak mau akan ada biaya tambahan lagi selain UKT.
Beliau tidak mengijinkanku untuk melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi. Kata beliau, “Ngurusin kamu di SMA saja sudah kelabakan, apalagi nanti kalau kamu kuliah, adik-adikmu juga masih butuh sekolah, jangan terlalu banyak berharap bisa kuliah, lihat kondisi kita.”
Jawaban itu membuat sedikit putus asa. Berhari-hari aku pun tidak konsen dengan pelajaran di sekolah. Tapi semua itu tidak memadamkan semangatku untuk tetap bisa kuliah. Dengan kondisi keluarga yang seperti ini, siapa lagi orang yang bisa diandalkan untuk mengubah derajat keluargaku ini? Sudah cukup melihat keluargaku terus-terusan seperti ini.
Aku tetap mencoba untuk meyakinkan orangtua agar diizinkan mendaftar di UIN Malang. Meski orangtua belum yakin dan belum merestui, tapi aku akan tetap mencoba.
Waktu pun berlalu, dan jawaban orangtua masih menghantui fikiranku, aku akan terus dan tetap berusaha untuk tidak membebankan orangtua lagi, apapun yang terjadi. Dan Allah telah telah menunjukkan jalan padaku, Dia memberi salah satu jalan agar aku bisa kuliah, aku pun mendapat formulir beasiswa BIDIKMISI.Aku sangat senang karena ada satu peluang harapan agar aku dapat meringankan beban orangtua.
Setelah pengumuman, aku menanti jawaban dari beasiswa BIDIKMISIitu. Kalau saja tidak mendapat beasiswa itu, kecil harapan untuk bisa kuliah, bahkan tidak ada peluang untuk kuliah, tidak tau apa yang harus di lakukan agar bisa membayar biaya masuk yang lumayan cukup besar bagi keluargaku. Tapi Allah ternyata berkata lain, setelah aku tak banyak berharap lagi dengan beasiswa itu, Allah memberikan jawaban atas kekhawatiranku selama ini, “alhamdulillah, Aku mendapat beasiswa BIDIKMISI itu ” .
Ya, semua itu berawal dari mimpi, setelah mimpi kita miliki barulah kita merencanakannya dan bagaimana merealisasikan mimpi tersebut. Namun aku akan tetap membawa dan mewujudkan mimpi-mimpiku bersama UIN Malang, BIDIKMISI, untuk meraih prestasi. Semoga bersamamu, akan kulalui episode-episode hidupku dengan prestasi – prestasi yang ku raih di masa kini dan masa depan, amin. Akhirnya dua coretan mimpi terbesar sudah dapat ku rengkuh, menuntut ilmu di UIN Malang dan mendapatkan beasiswa BIDIKMISI. Terima kasih ya Allah, terima kasih UIN Malang, dan terima kasih beasiswa BIDIKMISI. Aku harus bisa menjaga kepercayaan dan menjadi yang terbaik dari kumpulan yang terbaik. InsyaAllah UIN Malang dan BIDIKMISI tidak salah memberikan kepercayaannya kepadaku. Yang aku yakini adalah Allah sudah menciptakan kita kedunia dengan melalui sejumlah tahapan. Dia tidak mungkin akan meninggalkan kita dalam keadaan buruk dan tentunya Allah bertanggung jawab dengan memberikan kita hak menjadi sukses layaknya manusia “Sang Pemenang”. Episode ini akan saya tutup dengan meminjam kalimat Anton Iriant “ Kita tak mampu mengubah arah angin,tetapi yakinlah kita bisa mengubah bentangan layar supaya perahu tetap melaju ke arah pelabuhan Harapan”. Semangat berjuang,
BERSAMA UIN MALANG DAN BIDIKMISI, WUJUDKAN MIMPI RAIH PRESTASI.
0 komentar:
Posting Komentar